Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Barat menggelar sosialisasi program pencegahan dan pengendalian Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan metode Wolbachia, di Ruang Pola, kantor wali kota, Kamis (2/11).
Mewakili Wali Kota Jakarta Barat, sosialisasi dibuka Kabag Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Jakbar, Abdurrahman Anwar. Diikuti sekitar 125 peserta dari unsur SKPD/UKPD, kelurahan, puskesmas dan lainnya. Menghadirkan narasumber dr Fadjar, dari tim kerja Arbovirosis Kemenkes RI dan Warsito Tantowijoyo.
Kabag Kesra Setko Jakbar. Abdurrahman Anwar mengatakan, Wolbachia adalah tekologi pelengkap dari program pengendalian dengue yang sudah ada seperti PSN 3M, gerakan 1 rumah 1 Jumantik (G1RiJ), Larvasidasi dan fogging yang bertujuan mengurangi gigitan nyamuk, meningkatkan kualitas penanganan medis untuk menurunkan fatalitasnya.
Menurutnya, implementasi metode ini membutuhkan stategi-strategi agar berhasil, antara lain penguatan advokasi pemangku kebijakan dan koordinasi lintas program dan lintas sektor, penguatan peran serta masyarakat dan organisasi kemasyarakatan.
Selain itu, penyediaan sumber daya yang mencukupi dalam penanggulngan dengue melalui implementasi Wolbachia dan penguatan system surveilans kesehatan serta pemantauan dan evaluasi kegiatan.
“Semoga implementasi teknologi nyamuk Aedes ber-Wolbachia bisa dilaksanakan dengan baik di Jakarta Barat dan memberikan dampak penurunan angka kesakitan dengue yang signifikan,” ujarnya.
Sementara tu, Kasudis Kesehatan Jakarta Barat, Erizon Safari menjelasan, Wolbachia adalah bakteri alami, simbion yang umum ditemukan di hewan serangga seperti lebah, capung, kupu-kupu dan lainnya. Wolbachia aman bagi manusia.
“Hari ini kita lakukan sosialisasi rencana penerapan teknologi penanganan DBD dengan menggunakan nyamuk yang ber-Wolbachia ya. Kita undang lintas sektor, pemangku wilayah, camat, lurah, tenaga kesehatan puskesmas dan unsur lainnya,” katanya.
Untuk pelaksanaannya, sambung Erizon, butuh dukungan dari lintas sektor Pemkot Jakbar.
“Karena nanti kita akan meletakkan ember-ember yang berisi telurnya, Untuk melaksanakannya, kami tidak bisa bekerja sendiri, butuh dukungan dari lintas sektor. Bisa di sekolah, perkantoran, dan lain-lain, sehingga membutuhkan dukungan pemangku wilayah dan SKPD terkait untuk bisa menyupport,” pungasnya. (Aji)