Dulu daerah Kebon Jeruk sebelum menjadi kawasan seperti sekarang ini, merupakan kawasan perkebunan yang di dominasi oleh tanaman pohon jeruk. Awalnya, pohon jeruk yang tumbuh di kawasan ini merupakan peninggalan penjajah Belanda yang sudah lama menjajah negeri ini. Mereka berjasa dalam mendatangkan jeruk manis dan jeruk keprok dari luar negeri yaitu Amerika Serikat dan Italia. Jeruk yang ditanam memiliki varian dan jenis yang berbeda-beda dari warna, bentuk, dan rasa. Beberapa namanya yaitu Jeruk Sankis (Sunkist), Jeruk Limau, Jeruk Purut, dan bahkan Jeruk Bali yang pernah ditanam di daerah tersebut oleh petani Betawi. Ketika sudah panen, buah jeruk yang siap dimakan ini digunakan untuk banyak tujuan, tergantung dari pemilik pohon jeruk tersebut. Ada yang dikonsumsi sendiri, ada yang dibagikan kepada tetangga-tetangga dekat, dan ada juga yang menjualnya di pasar untuk mencari keuntungan. Jika hanya tumbuh di perkarangan halaman rumah, buah jeruk hanya dikonsumsi pribadi bersama anggota keluarga lainnya yang suka menyantap buah jeruk.
Pada awalnya, kecamatan ini membawahi wilayah Kembangan. Namun, PP Nomor 60 Tahun 1990 yang mengatur pembentukan kecamatan baru di wilayah DKI Jakarta. Akibatnya, bagian barat kecamatan Kebon Jeruk dimekarkan menjadi kecamatan baru, yaitu Kecamatan Kembangan.
Kecamatan Kebon Jeruk merupakan salah satu Kecamatan yang ada di wilayah Kota Administrasi Jakarta Barat yang terdiri dari 7 Kelurahan, 70 RW (Rukun Warga) dan 713 RT (Rukun Tetangga). Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 171 Tahun 2007 Luas wilayah Kecamatan Kebon Jeruk adalah 17,63 Km2 dengan luas masing-masing kelurahan sebagai berikut :
1. Kelurahan Duri Kepa dengan Luas 3,87 Km2
2. Kelurahan Kedoya Selatan dengan Luas 2,28 Km2
3. Kelurahan Kedoya Utara dengan Luas 3,15 Km2
4. Kelurahan Kebon Jeruk dengan Luas 3,69 Km2
5. Kelurahan Sukabumi Utara dengan Luas 1,57 Km2
6. Kelurahan Kelapa Dua dengan Luas 1,50 Km2
7. Kelurahan Sukabumi Selatan dengan Luas 1,57 Km2
Di tahun 2020, penduduk kecamatan ini berjumlah 383.168 jiwa, di mana laki-laki sebanyak 190.843 jiwa dan perempuan sebanyak 192.325 jiwa, dengan kepadatan penduduk 21.311 jiwa/km². Kota Jakarta Barat, termasuk di kecamatan Cengkareng, warga berasal dari beragam Suku, Agama, Ras dan Adat istiadat (SARA). Berdasarkan data Sensus penduduk 2010, warga Jakarta Barat berasal dari beragam suku dan agama. Didominasi oleh suku Jawa, Betawi dan Sunda, serta banyak juga berasal dari keturunan Tionghoa, Batak (kebanyakan Batak Toba), dan Minangkabau, serta suku lainnya. Kemudian dalam hal keagamaan, penduduk kecamatan ini juga cukup beragam. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik kota Jakarta Barat tahun 2020 mencatat jumlah pemeluk agama, di mana Islam sebanyak 79,43%, kemudian Kristen 16,30% (Protestan 9,35% dan Katolik 6,95%), Budha 4,10%, Hindu 0,13% dan lainnya 0,04% (Konghucu dan kepercayaan).
Data belum tersedia.
Data belum tersedia.
Para pemimpin dan umat Buddha diharapkan menjadi teladan bagi persatuan dan kesatuan umat beragama d...
Baca SelengkapnyaWakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno menghadiri Perayaan Tri Suci Waisak 2569 TB/2025 di Wihara Ek...
Baca SelengkapnyaGubernur DKI Jakarta, Pramono Anung Wibowo melakukan peninjauan dan inspeksi peralatan penanggulanga...
Baca SelengkapnyaDinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta melakukan pembinaan dan penguatan Gerakan Pedulidan Berbudaya Lin...
Baca SelengkapnyaPetugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) Kelurahan Sukabumi Selatan, Kecamatan Kebon Jeru...
Baca SelengkapnyaTim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kota Jakarta Barat menggelar pembinaan ka...
Baca SelengkapnyaSuku Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Pusip) Jakarta Barat meningkatkan keberadaan dan kualitas per...
Baca SelengkapnyaBadan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta berhasil mengevakuasi Muhamad Rizky (15) yang...
Baca SelengkapnyaPemerintah Kota (Pemkot) Administrasi Jakarta Barat berupaya mengatasi kemacetan lalu lintas dengan...
Baca Selengkapnya