SEJARAH KELURAHAN ANGKE
Salah satu kampung tua di wilayah Jakarta Barat. Sekarang nama kampung itu diabadikan untuk nama sebuah kelurahan, yaitu Kelurahan Angke termasuk wilayah Kecamatan Tambora, Jakarta Barat. Nama daerah diperkirakan sudah ada sejak abad ke-16 dan sudah terdapat pada Babad Banten dari tahun 1662 dan juga Kitab Purwaka Caruban Nagari yang ditulis lagi tahun 1720. Kesemuanya itu dapat menghubungkan antara masa Fa-dhillah (Fatahillah) dan Tubagus Angke. Nama tempat tersebut sudah terkenal sejak abad ke-18 sebagaimana terdapat pada Daghregister dari abad tersebut, bahkan masjid kuno Angke yang kini ada berdasarkan coraknya berasal dari abad ke-18. Tetapi beberapa nisan kubur ada yang berasal dari corak abad ke- 17 bahkan abad ke-16 akhir, sehingga berdasarkan batu-batu nisan dan berita dalam babad yang menghubungkan Fadhillah dan Tubagus Angke diperkirakan tempat itu sudah ada sejak abad ke-16.
Asal mula nama Angke dari bahasa Cina, yaitu dari kata ang yang artinya "darah" dan ke artinya "bangkai". Kampung ini dinamakan demikian karena dahulu pada tahun 1740 ketika terjadi Pemberontakan Cina di Batavia, beribu-ribu orang Cina mati dibunuh oleh Belanda. Mayatnya bergelimpangan di mana-mana. Diantaranya banyak yang hanyut di kali sehingga tempat tersebut oleh penduduk diganti namanya menjadi Kampung Angke. Sebelumnya kampung tersebut bemama Kampung Bebek karena sebagian besar penduduknya beternak bebek. Dahulu Kampung Angke dijadikan tempat persinggahan para pedagang dan tempat persembunyian orang Cina pelarian pada peristiwa 1740.
Pada masa Pemerintahan Belanda, Kampung Angke masuk Wijk Angke Duri dan Onderdistrick Penjaringan, District Batavia. Sebelum berstatus kelurahan, Angke masuk wilayah Kelurahan Angke Duri, Kecamatan Krukut. Pada waktu itu Angke statusnya merupakan satu kemandoran yang dikepalai seorang sarean dan berlangsung sampai tahun 1966. Pada masa Gubernur Ali Sadikin pada 12 April 1968 Kelurahan Angke Duri dipecah menjadi 10 kelurahan, yaitu Kelurahan Jembatan Lima, Jembatan Besi, Kali Baru, Duri, Tambora, Malaka, Pekojan, Karendang, Tanah Sereal, dan Angke. Pada tahun 1967/1968, Kampung Angke menjadi Kelurahan Angke dan masuk wilayah Kecamatan Tambora, Jakarta Barat.
KONDISI GEOGRAFI
Wilayah Kelurahan Angke termasuk dalam Kecamatan Tambora Kota Administrasi Jakarta Barat yang berada ± 1 km dari Kecamatan Tambora dan berbatasan langsung dengan :
Sebelah Utara : Kelurahan Pejagalan Kecamatan Penjaringan Kota Jakarta Utara
Sebelah Barat : Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Kota Jakarta Barat
Sebelah Selatan : Kelurahan Jembatan Besi Kecamatan Tambora Kota Jakarta Barat
Sebelah Timur : Kelurahan Jembatan Lima Kecamatan Tambora Kota Jakarta Barat
Posisi wilayah ini berada di tengah-tengah pusat perniagaan bertaraf Nasional dan Internasional sehingga menarik pengusaha untuk menjadikan wilayah Kelurahan Angke sebagai lokasi berproduksi dan berusaha di bidang sandang (usaha konveksi) mengingat letak Pasar Pagi, Mangga Dua, Pasar Tanah Abang sangat dekat dengan wilayah Angke. Adapun luas wilayah berkisar 79,77 ha yang terdiri dari 11 (sebelas) RW dan 140 (seratus empat puluh) RT. Sedangkan peruntukan tanah terdiri dari :
1. Pemukiman baik pribadi maupun kontrakan : 65 %
2. Perniagaan / usaha : 35 %
3. Pekarangan dan pertanian : 0 %
KONDISI DEMOGRAFI
Berdasarkan data Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta, jumlah penduduk Kelurahan Angke Semester I Tahun 2025 sebanyak ± 33.619 jiwa yang terdiri dari :
Jumlah Kepala Keluarga (KK) : 11.285 KK
Jumlah Penduduk Laki-laki (WNI) : 17.138 Jiwa
Jumlah Penduduk Perempuan (WNI) : 16.470 Jiwa
Jumlah Penduduk Laki-laki (WNA) : 6 Jiwa
Jumlah Penduduk Perempuan (WNA) : 5 Jiwa
Melihat perbandingan luas wilayah dan jumlah penduduk, Kelurahan Angke dapat dimasukkan dalam kriteria padat penduduk yaitu ± 421 Jiwa/Ha.
sumber data : https://kependudukancapil.jakarta.go.id/profile_perkembangan_adminduk/
Visi
"Terwujudnya Kelurahan Yang Aman, Nyaman dan Sejahterah."
Misi
Posisi wilayah Kelurahan Angke berada di tengah-tengah pusat perniagaan bertaraf Nasional dan Internasional sehingga menarik pengusaha untuk menjadikan wilayah Kelurahan Angke sebagai lokasi berproduksi dan berusaha di bidang sandang (usaha konveksi) mengingat letak Pasar Pagi, Mangga Dua, Pasar Tanah Abang sangat dekat dengan wilayah Angke.
Adapun luas wilayah berkisar 79,77 ha yang terdiri dari 11 (sebelas) RW dan 140 (seratus empat puluh) RT. Sedangkan peruntukan tanah terdiri dari :
1. Pemukiman baik pribadi maupun kontrakan : 65 %
2. Perniagaan / usaha : 35 %
3. Pekarangan dan pertanian : 0 %
Warga Angke melakukan kerja bakti masal dengan membersihkan puing bekas kebakaran yang menghanguskan...
Baca SelengkapnyaKelurahan Angke memfasilitasi kegiatan Verifikasi dan Validasi Penerima Bantuan Langsung Tunai...
Baca SelengkapnyaSebanyak 30 pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) mengikuti semarak bazar lokal Jakarta entep...
Baca SelengkapnyaKader Juru Pemantau Jentik (Jumantik) diminta untuk turun ke wilayah untuk melakukan pemantauan jent...
Baca SelengkapnyaSebanyak 30 peserta diberikan pembekalan simulasi penanggulangan kebakaran di lingkungan pemukiman p...
Baca SelengkapnyaPetugas gabungan melakukan aksi bersih-bersih lokasi reruntuhan pasc...
Baca SelengkapnyaWali Kota Jakarta Barat, Uus Kuswanto meninjau lokasi kebakaran di Jalan Pangeran Tubagus Angke, Gan...
Baca SelengkapnyaSebanyak 50 korban kebakaran rumah di Jalan Pengeran Tubagus Angke RT 11/07 Kelurahan Angke, Kecamat...
Baca SelengkapnyaSebanyak 50 warga korban kebakaran di Jalan Tubagus Angke No 12, RT 11 RW 07 Kelurahan Angke, Kecama...
Baca Selengkapnya