Achmad Bayhaki

Lurah - Kelurahan Tambora

Pangkat Penata Tk.I,III/d
NIP / NRK 198407252010011017 / 177129

Sejarah

Bercerita tentang Tambora , jadi ingat musibah kebakaran baru-baru ini yang menewaskan 5 orang sekeluarga di Kecamatan Tambora, Jakarta Barat. Tambora memang terkenal dengan kawasan permukiman padat penduduk di Jakarta. Saking padatnya, ketika terjadi kebakaran akses petugas damkar untuk memadamkan api kerap terkendala.

Di luar imej sebagai kawasan padat penduduk, nama Tambora mempunyai sejarah panjang dalam perkembangan peradaban ibu kota Jakarta. Berdasarkan laman senibudayabetawi.com yang dikutip, Sabtu (11/12/2021), sebelum muncul nama Tambora sebuah masjid di wilayah itu lebih dulu ada. Namanya Masjid Jami Tambora. Masjid ini merupakan salah satu masjid tertua di Jakarta yang didirikan sejak 300 tahun lalu.

Keberadaan Masjid Jami Tambora tak lepas dari perjuangan dua tokoh agama yakni KH Moestojib dan Ki Daeng. Dua tokoh ini berasal dari Ujung Pandang dan lama tinggal di Sumbawa, Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk menyebarkan Islam. Nama Tambora juga merujuk pada Gunung Tambora.

 Alkisah pada tahun 1176 H (1756 M), KH Moestojib dan Ki Daeng dikirim ke Batavia oleh Belanda karena menentang dan dihukum paksa selama 5 tahun. Usai dihukum, mereka berdua tak bisa kembali ke Sumbawa karena bersamaan dengan meletusnya Gunung Tambora. Dua ulama itu pun membangun masjid bernama Masjid Tambora. Anggota Seksi Pendidikan Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid Tambora Muhammad Zubaedi Sumarna menuturkan setelah masjid berdiri, pergerakan KH Moestojib dan Ki Daeng masih juga diawasi tentara NICA. “Dulu mereka (kompeni Belanda) selalu membawa kapal dan mencari-cari KH Moestojib dan Ki Daeng di masjid ini. Tapi, mereka berdua selalu tak ditemukan,” ujar pria yang akrab disapa Bang Didi ini dikutip dari senibudayabetawi.com.

Sebagai bentuk penghormatan, dua makam KH Moestojib dan Ki Daeng diletakkan di depan Masjid Tambora. Dua pendiri masjid ini meninggal sekitar 1836. Perjuangan KH Moestojib dan Ki Daeng dilanjutkan Imam Saiddin. Setelah itu terjadi beberapa kali pergantian pimpinan terakhir pada 1370 H (1950 M) pimpinan dipegang oleh Madsupi dan kawan-kawan di Gang Tambora. Tahun 1945, masjid sempat dijadikan markas perjuangan hingga pernah diserang tentara NICA. Kemudian, perawatan dan perlindungan masjid diteruskan Yayasan Masjid Jami Tambora yang dipimpin Haji Memed (1959).

Geografi

Kelurahan Tambora adalah salah satu Kelurahan di wilayah Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota, Indonesia

Luas Wilayah Kelurahan Tambora : 28,33 Ha

Batas-batas wilayah Kelurahan yaitu :

-    Sebelah Utara     : Kelurahan Pekojan dan Kelurahan Roa Malaka

-    Sebelah Timur    : Kelurahan Glodok

-    Sebelah Selatan : Kelurahan Tanah Sereal

-    Sebelah Barat     : Kelurahan Jembatan Lima


Pembagian luas tiap-tiap RW :

·     RW 01      : 11 RT dengan luas wilayah 13,04 Ha

·     RW 02      : 12 RT dengan luas wilayah 4,67 Ha

·     RW 03      : 7 RT dengan luas wilayah 2,11 Ha

·     RW 04      : 8 RT dengan luas wilayah 2,83 Ha

·     RW 05      : 9 RT dengan luas wilayah 2,33 Ha

·     RW 06      : 6 RT dengan luas wilayah 1,43 Ha

·     RW 07      : 6 RT dengan luas wilayah 1,92 Ha



Demografi

Data belum tersedia.

Visi Dan Misi

Visi Misi Kelurahan Tambora Sebagai Berikut :



Visi :

Jakarta kota maju, lestari dan berbudaya yang warganya terlibat dalam mewujudkan keberadaban, keadilan dan kesejahteraan bagi semua.


Misi :

1.    Menjadikan Jakarta kota yang aman, sehat, cerdas, berbudaya, dengan memperkuat nilai-nilai keluarga dan memberikan ruang kreativitas melalui kepemimpinan yang melibatkan, menggerakkan dan memanusiakan.

2.    Menjadikan Jakarta kota yang memajukan kesejahteraan umum melalui tercipxanya lapangan kerja, kestabilan dan keterjangkauan kebutuhan pokok, meningkatnya keadilan sosial, percepatan pembangunan infrastruktur, kemudahan investasi dan berbisnis, serta perbaikan pengelolaan tata ruang.

3.    Menjadikan Jakarta tempat wahana aparatur negara yang berkarya, mengabdi, melayani, serta menyelesaikan berbagai permasalahan kota dan warga, secara efektif, meritokratis dan berintegritas.

4.    Menjadikan Jakarta kota yang lestari, dengan pembangunan dan tata kehidupan yang memperkuat daya dukung lingkungan dan sosial.

5.    Menjadikan Jakarta ibu kota yang dinamis sebagai simpul kemajuan Indonesia yang bercirikan keadilan, kebangsaan dan kebhinekaan.

 


Potensi Wilayah

Data belum tersedia.



Berita Wilayah

Tim Verlap Lomba Kampung Keluarga Berkualitas Kunjungi Kelurahan Tambora

Tim Penilai Lomba Kampung Keluarga Berkualitas Tingkat Provinsi DKI Jakarta Tahun 2024 melakukan ver...

Baca Selengkapnya

Tekan Angka Stunting, Kelurahan Tambora dan BNC Salurkan PMT 40 Balita

Kolaborasi kelurahan Tambora dengan Bank Neo Commerce (BNC) dalam program Coorporate Social Responsi...

Baca Selengkapnya

Penataan Kawasan TW 4 Kelurahan Tambora Capai 90 Persen

Penataan kawasan Triwulan empat (TW 4) kelurahan Tambora di Jalan Tambora I Gang 4 RT 005 RW 002 Kec...

Baca Selengkapnya

Musholla Al-Qudsil Falah di Kelurahan Tambora Diresmikan

Mushalla Al–Qudsil Falah yang berada di halaman belakang Kantor Kelurahan Tambora diresmikan P...

Baca Selengkapnya

Kunjungan Anggota DPRD Kota Pangkalpinang di Kelurahan Tambora

Kantor Kelurahan Tambora kedatangan tamu spesial, Jumat (7/1). Tamu dari Kepulauan Bangka Belitung,...

Baca Selengkapnya

RW 03 Jelambar Baru dan RW 07 Tambora Disemprot Disinfektan

Penyemprotan cairan disinfektan dilakukan di lingkungan RW 03 Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grog...

Baca Selengkapnya

Tim Verifikasi Lomba PAAR Tingkat Nasional Sambangi Kelurahan Tambora

Wali Kota Jakarta Barat H Rustam Effendi bersama Wakil Ketua TP PKK DKI Jakarta, Nur Asia Uno, mener...

Baca Selengkapnya