Taman Hortikultura yang berada di permukiman warga RT 007 RW 01 Kelurahan Kembangan Utara, merupakan kawasan unggulan. Di areal seluas 1.800 meter persegi tersebut ditanami pohon produktif, terutama aneka tanaman buah. Sehingga taman ini bakal dimanfaatkan sebagai kawasan wisata edukasi.
Lurah Kembangan Utara, Rudy Hariyanto mengatakan, taman hortikultura yang berada di permukiman warga RW 01, Kembangan Utara, semula areal terlantar penuh dengan semak belukar.
Melalui program penataan kawasan Pemprov DKI Jakarta, aparatur kelurahan Kembangan Utara, "menyulap" areal yang berada di pinggir anak kali angke tersebut menjadi kawasan unggulan. Namanya, Taman Hortikultura.
"Kami menindaklanjuti Instruksi Gubernur terkait penataan kawasan. Areal ini milik aset Pemda DKI Jakarta, seluas 1800 meter, yang semula terlantar, kita ubah menjadi kawasan unggulan, Taman Hortikultura, yang nantinya bermanfaat buat warga sekitar," tutur Rudi, Kamis (19/1).
Menurutnya, areal tersebut sudah ditanami pohon produktif, terutama aneka tanaman buah, seperti jambu air jamaika, jambu kristal, pohon mangga, rambutan, sirsak dan sebagainya. Selain itu ditanami pohon pelindung, seperti pucuk merah, mahoni, dan sebagainya.
"Bibit tanaman buah diperoleh dari sudis KPKP Jakbar sebanyak 100 jenis tanaman. Sedangkan pohon lainnya hasil kepedulian masyarakat yang turut membantu menanam pohon. Nantnya, masyarakat, terutama Kembangan Utara, bisa dijadikan taman ini sebagai objek wisata edukasi," ujarnya.
Rudi mengaku bahwa penataan kawasan di lingkungan RW 01, Kembangan Utara, ini sudah 100 persen. Tinggal menjaga dan merawat tanaman di areal taman ini tumbuh subur hingga panen buah.
Untuk pemeliharaan, lanjut Rudi, pihaknya mengerahkan petugas PPSU untuk menjaga dan merawat tanaman. Tanaman rutin disiram setiap hari serta diberikan pupuk organik dan non organik secara berkala.
"Nantinya, PPSU ditugaskan menyiram tanaman pagi dan sore. Air untuk menyiram bisa diambil dari anak kali angke atau sejumlah kolam olakan. Tiap pekan, diberi pupuk organik dan non organik. Pupuk organik diambil dari kotoran kambing dan skam. Alhamdulillah, dengan perawatan rutin, tanaman di sini tumbuh subur," jelasnya.
Rudi berharap, taman hortikultura, selain menjadi wisata edukasi, nantinya juga bisa dinikmati hasilnya. Warga bisa memanen hasil buahnya.
"Kita konsep agar masyarakat nyaman dan menikmati buah saat panen nanti," tambahnya. (why)