Wakil Wali Kota Jakarta Barat, Hendra Hidayat, meminta kepada camat dan lurah untuk memberikan sosialisasi dan edukasi dalam berkontribusi untuk menekan penurunan kasus stunting di wilayah.
"Untuk menurunkan kasus stunting, saya meminta seluruh stakeholder, terutama lurah dan RT serta RW memberikan kontribusi dalam percepatan penurunan kasus stunting," ujarnya saat menghadiri rapat koordinasi fasilitas audit kasus stunting di wilayah Jakarta Barat, di Ruang Soewiryo, Kantor Wali Kota, Kamis (27/6).
Menurutnya, berdasarkan data Sudis Kesehatan Jakarta Barat, angka prevalensi kasus stunting pada tahun 2022, mengalami penurunan menjadi 15,2% dari tahun sebelumnya, 17,6%. Namun, tahun 2023, angka prevalensi kasus stunting kembali meningkat menjadi 17,1 %.
Terkait hal tersebut, Hendra menegaskan, perlunya komitmen dan upaya berkelanjutan untuk dapat menurunkan angka kasus stunting menjadi 14% pada tahun 2024.
"Perlu komitmen dan upaya berkelanjutan agar Jakarta Barat dapat menurunkan angka stunting 14% tahun 2024, melalui UKPD terkait camat dan lurah yang bersentuhan langsung dengan masyarakat, dibantu tokoh masyarakat, organisasi masyarakat dan agama, ulama, PKK dan sebagainya," tuturnya.
Meski begitu, Hendra mengakui bahwa menurunkan angka kasus stunting bukanlah pekerjaan yang mudah. Hal itu dipengaruhi adanya sejumlah faktor kendala, terutama masalah tingkat perekonomian masyarakat.
"Kita bersyukur karena bisa memenuhi kebutuhan makan sehat dan bergizi untuk keluarga. Namun, bagaimana warga dengan tingkat perekonomian rendah," pungkasnya.
Lebih lanjut, Hendra menjelaskan, Pemprov DKI Jakarta tetap bertanggung jawab pada warga meski tak ber KTP di Jakarta.
"Saya berharap teman-teman lurah tetap memberikan perhatian kepada mereka. Bila mentok-mentoknya masalah identitas dan tidak memiliki kemampuan secara ekonomi, mereka tetap diperhatikan," jelasnya.
Sebelumnya, Kepala Sudis PPAPP Jakarta Barat, Aswarni mengatakan rapat koordinasi fasilitas audit kasus stunting di wilayah Jakarta Barat diikuti 80 peserta yang terdiri dari lurah, satpel PPAPP, puskesmas, PKK dan sebagainya.
Dalam kegiatan ini, lanjut Aswarni, mereka akan melakukan intervensi sejumlah kasus stunting di wilayah Jakarta Barat.
"Kita akan melakukan intervensi spesifik dan sensitif kasus stunting terdiri dari 6 calon pengantin, 3 ibu hamil, 1 ibu pasca melahir, dan 3 balita," tandasnya. (why)