Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat menargetkan pembentukan Kampung Siaga Tuberkulosis (TBC) dalam rangka memberikan edukasi dan menanggulangi penyakit pada setiap kelurahan terdapat satu RW percontohan kampung siaga TBC.
Menurut Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat, Erizon Safari, dengan percontohan kampung bebas TBC, diharapkan masyarakat dapat teredukasi tentang penyakit TBC, mulai dari gejala-gejala penyakit sampai penanggulangannya.
"Tadi sudah disampaikan bahwa nantinya setiap RW terdapat percontohan kampung siaga TBC," ujarnya usai pencanangan Kampung Siaga TBC di kantor Wali Kota Jakarta Barat, Senin (27/5).
Dikatakan, Apabila ditemukan kasus terduga TBC, pihak tim kesehatan akan melakukan pemeriksaan dan pengobatan.
"Puskesmas akan melakukan pemeriksaan kesehatan, apakah benar seseorang mengalami penyakit TBC dan diobati selama 6 bulan sampai sembuh," jelasnya.
Dalam pencananganan Kampung Siaga TBC, pihaknya menyampaikan bahwa Indonesia berada di urutan kedua setelah India dengan kasus TBC terbanyak di dunia.
Berdasarkan global TB report tahun 2023, estimasi kasus TBC di Indonesia berjumlah 1.060.000 kasus. Sedangkan untuk wilayah Jakarta Barat, estimasi temuan kasus terduga TBC tahun 2024, sebanyak 68.174 kasus. Namun berdasarkan data Sistem Informasi Tuberkulosis (SITB) per 14 Mei 2024, baru ditemukan sebanyak 18.214 kasus. Sementara kasus yang ternotifikasi TBC sebanyak 14.027 kasus.
Diungkapkan Erizin, Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Kesehatan berusaha mempercepat penanggulangan TBC demi mewujudkan Jakarta bebas TBC tahun 2030 dengan membentuk kampung siaga TBC di 267 RW di Jakarta.
"Nantinya, ada satu RW setiap kelurahan menjadi percontohan sebagai kampung siaga TBC. Untuk mewujudkan hal itu diperlukan komitmen dari setiap level kepemimpinan di wilayah seperti Ketua RT RW, Lurah, camat dan walikota," ungkapnya. (why)