Pemerintah Kota (Pemkot) Administrasi Jakarta Barat melalui Suku Dinas Kesehatan berharap kepada masyarakat untuk mengikuti program Cek Kesehatan Gratis (CKG) di delapan Puskesmas di Jakarta Barat.
Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat, dr Erizon Safari menjelaskan, program CKG yang serentak dimulai pada 10 Februari 2025, sangat baik untuk deteksi dini kondisi kesehatan masyarakat, sekaligus dapat melakukan intervensi sejak dini.
“Program ini sangat baik untuk deteksi dini kondisi kesehatan kita. Dengan mengetahui kondisi kesehatan, kita bisa melakukan intervensi lebih dini. Lebih baik lebih cepat dari pada terlambat,” tutur Erizon, saat dikonfirmasi Selasa (11/2).
Ia menyebutkan bahwa program layanan CKG ini digelar di delapan puskesmas di wilayah Jakarta Barat. Untuk bisa mengikuti layanan ini, masyarakat perlu mendaftar melalui aplikasi SATU SEHAT Mobile atau bisa datang langsung ke puskesmas bagi warga yang mengalami kesulitasn akses internet.
“Juknisnya memang melalui aplikasi SATUSEHAT mobile, tapi jika masyarakat kesulitan atau tidak familiar dengan aplikasi bisa datang langsung ke puskesmas untuk dibantu petugas,” ujarnya.
Meski begitu, lanjut dr Erizon, perlu dipahami masyarakat bahwa program CKG ini hanya untuk skrining kesehatan, bukan untuk pengobatan. Jika dalam skrining tersebut terdapat diagnosa tertentu, petugas akan menganjurkan untuk melakukan pengobatan lebih lanjut.
“Yang perlu dipahami masyarakat, program ini untuk skrining, bukan untuk pengobatan. Jika ditemukan ada diagnosa penyakit, nanti petugas arahkan untuk pengobatan selanjutnya ke poli terkait,” tuturnya.
Ia berharap masyarakat yang terdaftar sebagai peserta aktif BPJS Kesehatan di wilayahnya bisa memanfaatkan layanan CKG tersebut. Namun, dirinya belum memastikan berapa jumlah masyarakat yang mengikuti program kesehatan dari pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
“Kalau target jumlah pendaftar belum bisa kita sebutkan. Saat ini masih taraf pengumpulan data. Kami optimistis semua masyarakat yang terdaftar sebagai peserta aktif BPJS Kesehatan bisa memanfaatkan program ini,” ujarnya.
Ia juga mengimbau agar semua kepala puskesmas di Jakarta Barat untuk menjalankan program CKG meski dengan kondisi tempat puskesmas yang berbeda-beda.
“Mereka yang datang untuk cek kesehatan ini kan orang sehat. Perlu ruangan khusus yang berbeda dengan ruangan pengunjung layanan yang sudah ada. Harapannya tidak digabung,” ungkapnya.
Hal ini, kata dia, menjadi tantangan kepala puskesmas tanpa harus mengurangi kualitas layanan pengunjung yang sudah ada.
“Mereka mau ngak mau harus membuat ruangan khusus, dan mengalokasikan tenaga kesehatannya untuk melayani di situ tanpa harus mengurangi kekuatan layanan pengunjung yang sudah ada. Intinya kepala puskesmas sudah tahu apa yang harus dilakukan,” pungkasnya. (why)