Sosialisasi Pengolahan Limbah Pakaian Bekas di SDN 01 Tanjung Duren Selatan
Sosialisasi Pengolahan Limbah Pakaian Bekas di SDN 01 Tanjung Duren Selatan
Rizki Alwan Cahya Putra
25 Februari 2025
Kes. Masyarakat
9
Pemerintah Kota Jakarta Barat melalui Suku Dinas Lingkungan Hidup (Sudin LH) menggelar Sosialisasi Pengolahan Limbah Pakaian Bekas di SDN 01 Tanjung Duren Selatan Pagi, Senin (25/2). Acara ini berkolaborasi dengan Eco Touch sebagai narasumber yang memberikan edukasi mengenai proses pengolahan limbah pakaian bekas agar lebih ramah lingkungan dan bermanfaat. Acara sosialisai di hadiri oleh 60 siswa SDN 01 Tanjung Duren Selatan Pagi.Kasudin LH Jakarta Barat, Hariadi, menekankan bahwa inisiatif ini merupakan bagian dari roadmap pengolahan sampah DKI Jakarta yang bertujuan untuk mengurangi limbah tekstil yang selama ini berakhir di TPA."Kami sangat berterima kasih atas kesempatan ini dan mendukung penuh program pengolahan limbah pakaian bekas di Jakarta Barat. Selama ini, limbah tekstil dari industri konveksi sering berakhir di Bantargebang. Dengan adanya solusi dari Eco Touch, pakaian bekas dapat didaur ulang dan dimanfaatkan kembali. Kami berharap program ini dapat menginspirasi masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan terus berkolaborasi dalam menjaga kebersihan kota," ungkap Hariadi.Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya para siswa dan tenaga pendidik, mengenai pentingnya pengolahan pakaian bekas agar tidak berakhir sebagai limbah yang mencemari lingkungan. Raissa dari Eco Touch menjelaskan tahapan dalam pengolahan limbah pakaian bekas, mulai dari proses sortir bahan hingga daur ulang menjadi produk yang memiliki nilai guna."Setelah pakaian dikumpulkan, kami sortir berdasarkan bahan. Katun bisa diolah kembali, sedangkan polyester tidak. Setelah itu, pakaian yang dapat diolah masuk ke proses segregasi, yakni pencopotan aksesoris seperti kancing, resleting, renda, dan busa. Setelah hanya tersisa kain, kami potong menjadi perca ukuran 10x10 cm, lalu masuk ke mesin pencacah menjadi shodi yang menyerupai kapas. Shodi ini kemudian dipres menjadi isolasi bangunan untuk atap dan dinding yang berfungsi menstabilkan suhu dan meredam suara. Selain itu, kami juga memproduksi merchandise seperti tas dan tempat pensil dari lembaran kain daur ulang," jelas Raissa.Kepala Sekolah SDN 01 Tanjung Duren Selatan, Aminah, menyambut baik program ini dan mendukung partisipasi siswanya dalam pengolahan limbah pakaian bekas."Kami tidak mewajibkan siswa untuk mengumpulkan dalam jumlah tertentu setiap hari atau minggu, karena kondisi ekonomi setiap siswa berbeda. Namun, kami menyediakan wadah bagi siswa dan tenaga pendidik yang ingin menyumbangkan pakaian bekas mereka. Kami juga telah terbiasa mengumpulkan limbah anorganik lain seperti botol plastik bekas jajanan siswa, yang nantinya dapat diolah kembali oleh Sudin LH," ujar Aminah.Dengan adanya sosialisasi ini, diharapkan para siswa dan masyarakat sekitar semakin sadar akan pentingnya pengelolaan limbah pakaian bekas dan dapat berkontribusi dalam menjaga kebersihan lingkungan.