Pengurus dan kader PKK serta warga Kecamatan Kembangan Jakarta Barat bersama Komunitas Eco Enzyme melakukan gerakan peduli Hutan Kota Srengseng (HKS), Sabtu (26/3) pagi.
Kegiatan kolaborasi bertajuk “Merawat Hutan Kota Srengseng dengan Eco Enzyme” tersebut diisi dengan tour/keliling HKS, tebar pupuk sampah alami, penyemprotan disinfektan alami, penjernihan danau dan pembuatan Eco Enzyme. Aksi tersebut melibatkan sekitar 200 kader PKK kota, Kecamatan Kembangan, Kelurahan Srengseng, warga dan relawan komunitas Eco Enzyme.
Kegiatan dimulai dengan tour/berjalan kaki keliling areal HKS oleh seluruh peserta sambil menyemprotkan disinfektan alami dengan alat sparayer. Kemudian dilanjutkan penuangan cairan Eco Enzyme ke danau HKS oleh seluruh peserta dan menebar pupuk sampah alami di tanah sisi area pepohonan sisi jalan. Selanjutnya kader PKK dan warga yang umumnya ibu-ibu mengikuti sosialisasi/edukasi cara pembuatan Eco Enzyme.
Kegiatan dibuka Camat Kembangan Joko Mulyono. Hadir perwakilan Bagian Kesra Setko Jakarta Barat, pengurus TP PKK, Wakil Camat Kembangan Febriandri Suharto, Sekcam Raditian, Lurah Srengseng, Fajar dan relawan komunitas Eco Enzyme.
Pada sambutannya, Camat Kembangan Joko Mulyono mengapresiasi kegiatan tersebut. “Kita perlu memberikan apresiasi yang luar biasa kepada Eco Enzyme Nusantara yang sudah melakukan hal positif bagi lingkungan. Sekali lagi apresiasi kepada Eco Enzyme,” ujarnya.
“Giat-giat seperti ini kita tunggu lagi, apalagi sudah membentuk relawan yang bisa dipanggil kemana-mana, boleh siapa aja yang manggil pada saat membutuhkan. Mudah-mudahan kerja nyata dan kiprahnya di masyarakat bermanfaat bagi kita semua.”
Sementara itu Wakil Ketua II Enzyme Nusantara Pusat, Faul, menjelaskan salah satu kegiatan utama kali ini adalah sosialisasi dan edukasi. Tujuannya agar masyarakat lebih sadar bahwa sampah yang dibuang selama ini mencemari lingkungan. “Jadi gerakan ini sebenarnya kecintaan kita buat lingkungan hidup,” katanya.
Lebih lanjut dikatakan, pihaknya mencoba menggerakan masyarakat supaya prinsif dasarnya adalah memilah sampah dari rumah. “Memang yang jadi fokus kita adalah sebetulnya sisa sayuran dan kulit buah. Bahan-bahan ini bisa diolah menjadi Eco Enzyme. Kita kumpul di sini tujuannya adalah memberikan sosialisasi atau edukasi kepada masyarakat supaya mereka mau memilah sampah,” jelasnya.
“Hari ini kita ajari ibu-ibu cara membuat Eco Enzyme. Buat rumah tangga Eco Enzyme banyak sekali manfaatnya, bisa menjadi pengganti sabun, pengganti karbol, untuk shampoo, sabun cuci baju, piring, pel lantai, itu kita bisa gunakan Eco Enzyme. Itu di rumah tangga. Selain itu Eco Enzyme juga punya manfaat buat perawatan atau penanganan seperti kena air panas, teriris pisau dan lainnya, bisa gunakan Eco Enzyme. Di luar itu Eco Enzyme bisa buat lingkungan, air, tanah dan udara.”
Pihaknya berharap ke depan kader dan ibu-ibu yang telah bisa membuat sendiri Eco Enzyme menularkan kemampuannya ke warga lainnya. “Kita ajarkan ibu-ibu ini untuk membuat Eco Enzyme. Dengan harapan nantinya mereka akan kontinyu di rumahnya membuat, sehingga kita, pertama bisa ngurangin sampah organik dari rumah, lalu manfaatkan hasilnya,” jelasnya.
“Artinya pengeluaran bulanannya menurun kan. Kalau dulunya mesti beli sabun atau shamppo sebulan sekali, dengan dicampur Eco Enzyme. Diharapkan mereka yang sudah bisa membuat sendiri bisa menularkannya ke tetangga dan lingkungan sekitar.”
Terkait penjernihan danau, aksi kali ini sedikitnya menuangkan sekitar 200 liter cairan Eco Enzyme. ”Itu untuk memperbaiki kualitas air di danau. Tiap dua Minggu kita sudah menuangkan sekitar 120 liter Eco Enzyme, hingga kini sudah delapan kali. Kalau hari ini lebih dari 200 liter. Untuk sementara kita di Jakbar fokus di sini (HKS),” pungkasnya. (Aji)