Ketua Tim Penggerak PKK Jakarta Barat, Inad Luciawaty Rustam menerima kunjungan pengurus TP PKK DKI Jakarta di RPTRA Kembangan Utara, Kamis (20/12) pagi. Kunjungan TP PKK DKI Jakarta itu dilakukan dalam rangka persiapan lomba kesatuan gerak PKK, KB dan Kesehatan tingkat Nasional tahun 2018.
Ketua TP PKK Jakarta Barat, Inad Luciawaty Rustam menjelaskan, kegiatan ini merupakan salah satu persiapan yang dilakukan PKK Jakarta Barat mengikuti lomba Kesatuan Gerak PKK, KB Kesehatan tingkat nasional 2018. Meski pelaksanaannya masih lama, namun persiapan itu harus berjalan. Minimal bisa melihat potensi yang ada.
Mengenai pemilihan RPTRA Kembangan Utara, Inad menyebutkan bahwa RPTRA Kembangan Utara memiliki kelebihan daripada RPTRA lainnya. Kelebihan itu terlihat dari banyaknya kegiatan. Mulai dari posyandu, seni dan budaya, olahraga serta kegiatan kepemudaan. Semuanya aktif, dan tidak pernah sepi.
Pelaksanaan dan komitmen Keluarga Berencana di RPTRA ini juga dianggap berhasil, ditambah adanya terobosan baru. "Ada inovasi Kota Kembang dimana antusias para suami terhadap ASI eksklusif,memantau perkembangan kehamilan istrinya, balita diperhatikan, BKR, termasuk pelaksanaan program Jam Belajar Masyarakat, yang dinilai cukup berjalan baik," jelasnya.
Inovasi lainnya adalah komunitas pria penjaga rahim (Pijar). Komunitas yang beranggotakan para suami ini dibentuk untuk memberikan sosialisasi pentingnya deteksi dini bahaya kanker serviks. Anggota Pijar yang berjumlah 18 orang ini nantinya bertugas memberikan sosialisasi kepada para suami agar mengajak istri untuk menjalani IVA test.
Senada dengan Inad Luciawaty Rustam, Camat Kembangan, Agus Ramdhani menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan hal rutin yang dilakukan di RPTRA Kembangan Utara, seperti posyandu, PAUD, BKR, Posyandu remaja, futsal dan sebagainya. Semua kegiatan itu ditampilkan dalam rangka persiapan lomba kesatuan gerak PKK KB dan kesehatan tingkat nasional 2018.
Di bandingkan RPTRA lain, kegiatan yang berlangsung di RPTRA Kembangan Utara cukup padat. Mula dari kegiatan jam belajar, seni budaya, olahraga, kesehatan dan sebagainya. "Jadi bukan dilihat dari RPTRA, tapi bagaimana terintegrasinya antara PKK, sudis PPAPP, dan masyarakat serta stakeholder lainnya. Termasuk kegiatan para kepala sekolah yang memanfaatkan RPTRA ini," jelasnya. (why/aji)
20 Mei 2024