Suku Dinas Penanggulangan kebakaran dan penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Barat telah membentuk Relawan Pemadam Kebakaran (Redkar). Pembentukan relawan itu dilakukan pada masing-masing kelurahan.
"Kami telah mengadakan pembentukan dan pembinaan Redkar setiap kelurahan di wilayah Jakarta Barat," tutur Plt Kepala Suku Dinas Gulkarmat Jakarta Barat, Purwaninggati, saat ditanya anggota komisi A DPRD DKI terkait sejauh mana efektifitas Redkar Jakarta Barat, Kamis (16/5).
Menurutnya, pembentukan Redkar dilakukan di 56 kelurahan. Setiap kelurahan terdapat 30 anggota Relawan pemadam kebakaran (Redkar). Tujuan pembentukan Redkar adalah untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan kebakaran dan penyelamatan.
Setiap Redkar, lanjut Purwaninggati, mendapatkan pembinaan dan pelatihan terkait pencegahan dan penanggulangan kebakaran.
"Setiap Redkar telah dilatih dalam mencegah dan menanggulangi kebakaran," tuturnya.
Ia mencontohkan keterlibatan Redkar ketika terjadi kebakaran di wilayah Tambora, Jakarta Barat, beberapa waktu lalu. Redkar mempunyai kepedulian jika terjadi kebakaran.
"Redkar selalu hadir. Sudah turun saat terjadi kebakaran di Tambora. Redkar turun karena kepeduliannya," tukasnya.
Sebelumnya, Ketua Komisi A DPRD DKI Jakarta, Mujiyono mempertanyakan efektifitas Redkar pada penanggulangan kebakaran. Selain itu, bagaimana respon time di wilayah.
"Karena kami hanya melihat dari paparan kepala dinas Gulkarmat. Jadi saya ingin mendengar perannya pada saat kebakaran. Apakah berjalan efektif," tuturnya bersama jajaran komisi A DPRD dalam kegiatan kunjungan kerja di kantor Wali Kota Jakarta Barat, Kamis (16/5).
Selain itu, Mujiyono juga mencontohkan inovasi warga Jakarta Selatan dengan membentuk Gerakan Masyarakat Punya APAR (Gempar). Tujuannya, agar warga bisa berperan dalam penanganan dini kebakaran karena sudah memiliki Alat Pemadam Api Ringan (APAR). (why).