Sebanyak 19 makm fiktif di tempat pemakaman umum (TPU) Joglo, Kecamatan Kembangan Jakarta Barat ditertibkan, Jumat (19/8) pagi.
Pembongkaran dipimpin Kadis Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta, Djafar Muchlisin. Hadir Kasudin Pertamanan dan Pemakaman Jakbar, Uus Kuswanto dan Kasudin Kominfomas Jakbar, Sugiono.
Pantauan di lokasi, makam fiktif yang ditertibkan berada di antara makam lainnya. Tampak seperti makam asli, mulai dari gundukan tanah hingga batu nisan yang tertera nama. Namun saat dibongkar petugas, tidak ada isinya atau kosong. Di dalamnya tak ada jasad atau kerangka.
"Di TPU Joglo ini ada 19 makam fiktif. Kemungkinan jumlahnya bisa bertambah lagi. Kita akan terus lakukan pembongkaran makam fiktif di TPU ini,” kata Djafar, di lokasi. Dijelaskan, terbongkarnya kasus makam fiktif dari proses penyelidikan yang dilakukan Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI.
Untuk mengungkap kasus ini, sambung Djafar, pihaknya akan menaruh tim pengawas di tiap TPU yang ada di Jakarta. "Pengecekan akan terus dilakukan, datanya diteliti betul. Apakah benar makam-makam tersebut sinkron dengan ahli waris yang tertera di batu nisan itu atau tidak," ujarnya.
Selain di TPU Joglo, makam fiktif disinyalir masih ada di sejumlah TPU lainnya. Diungkapkan, hingga kini jumlahnya mencapai 522 makam. "Data terbaru yang kami dapatkan, makam fiktif berjumlah 522 yang tersebar di 16 TPU di Jakarta. Kemungkinan, jumlahnya akan terus bertambah. Kami masih terus melakukan investigasi," jelasnya. Disebutkan, pihaknya telah membongkar sekitar 338 makam fiktif di 16 TPU.Jumlah terbanyak di TPU Tegal Alur.
Ditegaskan, Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI terus menyelidiki dan membongkar kasus makam fiktif. Ini dilakukan agar masyarakat tidak mengalami kesulitan saat mencari tempat makam. "Saya minta masyarakat tidak perlu resah, kami akan melayani masyarakat dalam mencari tempat makam," ujarya.
Sementara itu Kasudin Pertamanan dan Pemakaman Jakarta Barat, Uus Kuswanto, mengungkapkan ada modus baru lagi dalam mengungkapkan kasus makam fiktif. Temuan terbaru adalah ada data warga dalam daftar di TPU, namun tidak ada makamnya.
Tim investigasi masih melakukan penyelidikan mengenai hal tersebut. Namun belum diketahui berapa banyak data fiktif tersebut. "Masih di data tim. Jadi mereka sudah ada namanya, dan telah bayar. Tapi belum ada makamnya. Nanti setelah selesai didata, saya kasih tahu," pungkasnya.(why/aji)