Satuan Plisi Pamong Praja (Satpol PP) Jakarta Barat sepertinya “kewalahan” menghadapi pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Kota Tua, khususnya yang datang menjelang weekend (akhir pekan).
"Saya mohon koordinasi dari semua pihak. Karena kami tak mungkin mampu menjaga kawasan Kota Tua sampai malam. Apalagi saat hari Jumat, Sabtu dan Minggu," ujar Tamo Sijabat, Kasatpol PP Jakarta Barat saat rapim, di kantor wali kota, Rabu (21/9) pagi.
Diungkapkan, koordinasi itu penting, karena menurutnya anggota Satpol PP Jakarta Barat sering diintimidasi oleh oknum aparat yang membekingi PKL di kawasan tersebut. Petugas Satpol PP juga tidak mungkin mampu mengawasi keberadaan PKL di kawasan itu hingga tengah malam.
"Kalau dilihat, mereka masuk mulai tengah malam. Jumlahnya diperkirakan sekitar 1.500 pedagang. Saya juga diintimidasi ancaman pencopotan. Kami meminta koordinasi dari bagian lain untuk mengatasi masalah ini," katanya.
Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Jakarta Barat HM Anas Efendi menegaskan kawasan Kota Tua harus tetap dipantau perkembangannya. Ia mengganggap pembenahan kawasan bersejarah itu sebagai harga mati. “Kawasan ini harus steril dari PKL,” tandasnya.
Untuk itu, pihaknya akan kembali meninjau perkembangan kawasan Kota Tua, terutama masalah PKL. "Kalau untuk oknum aparat, saya minta koordinasi dengan Koramil dan Polsek setempat. Tapi, kalau tidak bisa, saya akan koordinasi dengan Dandim dan Kapolres. Pokoknya kawasan Kota Tua, harga mati," tegasnya. (why/aji)
20 Mei 2024