Suku Dinas Sumber Daya Air (Sudis SDA) Jakarta Barat akan menerapkan tiga metode untuk menanggulangi masalah buang tinja sembarangan.
Kasudis SDA Jakarta Barat, Purwanti Suryandari, menyebut ketiga metode yang membuat pengolahan limbah terpusat. Nantinya jika di satu wilayah ada 100-200 rumah yang tidak memiliki septic tank akan dibuatkan satu pengolahan limbah.
“Misalnya, 100-200 rumah disambungin semua masuk diolah di situ. Tapi, kendalanya butuh lahan yang luas, kita kendala di situ,” ujar Purwanti, saat dikonfirmasi, Senin (20/11).
Metode kedua, sambungnya, pembuatan septic tank komunal. Namun kendalanya juga hampir sama dengan pembuatan pengolahan limbah terpadu, yakni butuh lahan yang cukup luas.
Sedang metode ketiga adalah pembuatan mandi, cuci, kakus (MCK) komunal. Untuk pembuatan MCK ini nantinya akan mengatasi 10-20 kepala keluarga (KK) yang belum memiliki septic tank.
Namun, lanjut Purwanti, dalam pembangunan MCK komunal dibutuhkan lahan milik pemerintah di sekitar wilayah tersebut, agar MCK bisa dikelolah oleh warga atau RT/RW setempat.
“Jadi nanti ketika dibangun ya udah dikelola oleh warga, RT RW setempat. Kalau misalkan ada kerusakan baru kita perbaiki, cuma pemeliharaan sehari-hari oleh lingkungan,” jelas Purwanti.
Purwanti mengklaim, saat ini pihaknya telah melakukan survei untuk mencocokan di suatu wilayah, kira-kira metode mana yang akan digunakan.
“Tm surveyor saat ini sudah keliling, mengkaji ini kira-kira cocoknya yang mana karena ada beberapa kendala dalam pembuatan, ini lahannya harus di lahan milik Pemprov DKI Jakarat,"katanya.
Purwanti mengungkapkan, ada beberapa wilayah yang akan menjadi prioritas pembangunan baik MCK komunal, pengolahan limbah terpadu, maupun septic tank komunal. Yakni yang memiliki tingkat kepadatan penduduk, seperti Jati Pulo dan Tegal Alur.
“Masing-masing kecamatan, seperti di Tegal Alur, Pegadungan, Jati Pulo juga. Pokoknya ada beberapa lokasi yang jadi prioritas kita,” pungkasnya. (Aji)