Untuk memaksimalkan pelayanan Posyandu Remaja, Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat mengimbau warganya khususnya kaum muda aktif mengunjunginya.
Penangungjawab Kesehatan Anak Suku Dinas Kesehatan (Sudidkes) Jakarta Barat, Julia Lestari, menjelaskan tujuan posyandu remaja di antaranya adalah untuk memeriksa penyakit khususnya pada remaja, seperti ganguan penglihatan dan gangguan pendengaran, pemeriksaan narkoba, kesehatan reproduksi, pemeriksaan anemia dan layanan lainnya.
Dikatakan, posyandu remaja juga ditargetkan para remaja perempuan dalam kaitannya dengan masalah stunting pada bayi.
"Para remaja wanita adalah calon ibu masa depan. Jadi, memberi mereka edukasi dini terkait masalah stunting, juga bisa memberi kontribusi bagi pencegahan stunting bayi di masa depan,” katanya, saat dikonfirmasi, Kamis (22/6).
“Konsepnya sederhana, segala hal tentang kesehatan bayi itu berkaitan dengan kesehatan ibu dan para remaja ini adalah ibu-ibu masa depan.” sambungnya.
Umumnya, sambung Julia, untuk remaja perempuan akan dilakukan pemeriksaan kesehatan seperti berat badan, kualitas gizi, hingga kondisi darah. Jika dalam pemeriksaan ditemukan ada yang mengalami kurang darah atau anemia, pihaknya akan memberikan pil penambah darah gratis.
"Pil penambah darah penting agar kondisi calon ibu tetap bugar dan tidak kekurangan darah," tuturnya.
Ia menegaskan, seluruh remaja atau pelajar di Indonesia berhak mendapatkan pemeriksaan kesehatan. Hak mereka untuk mendapatkan pelayanan kesehatan juga didukung dalam UU No 36 tahun 2009 tentang kesehatan.
Dalam undang-undang tersebut dikatakan bahwa, upaya pemeliharaan kesehatan anak dilakukan sejak dalam kandungan, bayi, Balita, hingga remaja; termasuk upaya pemeliharaan kesehatan anak cacat dan anak yang memerlukan perlindungan.
Lebih lanjut Julia menjelaskan, karena para remaja mendapat pemeriksaan kesehatan di sekolahnya masing-masing, posyandu remaja ini merupakan sebuah layanan kesehatan yang dapat menjaring remaja-remaja yang tidak terjaring di sekolah dan utamanya remaja yang tidak mengenyam bangku sekolah.
"Posyandu remaja sebenarnya sudah ada sejak 2019, namun vakum pada saat pandemi Covid dan kemudian aktif lagi sejak tahun 2022," ungkapnya. Ia menambahkan, posyandu remaja diadakan oleh setiap puskesmas yang ada di Jakarta Barat dengan pengawasan Sudiskes Jakbar.
Posyandu remaja buka hari Sabtu dan Minggu di kelurahan di Jakarta Barat, tentunya dengan pengaturan jadwal oleh puskesmas wilayah terkait. "Jadi, jangan segan-segan untuk menanyakan informasi soal posyandu remaja ini ke puskesmas terdekat," imbuh Julia.
Sebelumnya, Kasudis Kesehatan Jakarta Barat, Erizon Safari, megatakan program ini menyasar anak remaja laki-laki usia 16 atau 17 tahun dan remaja perempuan yang sudah melewati masa menstruasi. Selain kepada remaja perempuan, pemeriksaan juga dilakukan untuk para remaja laki-laki. Mereka yang memiliki penyakit tertentu akan dianjurkan untuk menjaga pola hidup sehat.
"Kita berikan edukasi terkait stunting, kita juga berikan edukasi kepada kalangan remaja tentang bahaya merokok, seks bebas, hingga narkoba dan sebagainya," ujar Erizon. (Aji)