Pemkot Jakarta Barat menggelar pemeriksaan makanan berbuka
puasa (takjil) di Jalan Baru Cengkareng Timur, tepatnya samping RSUD Cengkareng, Rabu (15/5) sore. Hasilnya,
petugas menemukan sejumlah makanan mengandung zat berbahaya.
Pemeriksaan makanan takjil di wilayah Cengkareng Timur,
dipimpin langsung Wakil Wali Kota Jakarta Barat, M. Zen yang didampingi Asisten
Kesra, Amin Haji, Kepala Sudis Kesehatan, Dr. Kristi Watini dan sejumlah
pejabat Pemkot Jakbar lainnya.
Wakil Wali Kota Jakarta Barat, M. Zen menjelaskan, tim
gabungan pemeriksaan pangan Jakarta Barat, mengambil sekitar 20 sampel makanan
berbuka puasa. Dalam uji laboratorium, petugas menemukan sejumlah makanan
takjil yang mengandung zat berbahaya.
Ada dua jenis temuan makanan yang mengandung zat berbahaya,
yakni mie kuning dan pacar cina. Kedua jenis makanan ini masing-masing mengandung zat
formalin dan zat perwarna tekstil rodhamine B. “Mie kuning kita dapatkan dari
penjual soto mie. Dimana, mie kuningnya mengandung zat pengawet berupa
formalin. Sedangkan minuman pacar cina mengandung zat pewarna. Zat pewarna ini
biasa dipakai untuk pewarna tekstil,†jelas M. Zen.
Menurutnya, hasil temuan makanan mengandung zat berbahaya ini
segera ditindaklanjuti. Selain membeli dan memusnahkan, tim gabungan Sudis
Kesehatan Jakbar melakukan pembinaan kepada pedagang.
Tim gabungan juga akan menelusuri asal makanan itu diperoleh
hingga lokasi pembuatannya (pabrik).
“Kita akan telusuri darimana asal muasal makanan ini didapatkan. Sementara
penjualnya mendapatkan pembinaan dari petugas,†tambahnya.
Terkait hasil temuan itu, Kepala Sudis Kesehatan Jakarta
Barat, Kristi Watini memaparkan ciri-ciri makanan yang mengandung zat
berbahaya. “Secara kasat mata, misalnya: mie kuning, warnanya terlihat
lebih terang dan teksturnya kenyal. Sama
juga dengan pacar cina yang mengandung zat pewarna tekstil. Warnanya terlihat
lebih terang,†jelasnya.
Dalam kegiatan ini, tim gabungan pemeriksaan dan pengawasan
pangan aman Sudis Kesehatan Jakarta Barat, melakukan sosialisasi kepada
pedagang. Sosialisasi dilakukan dengan cara membagi-bagikan brosur berisi
ciri-ciri makanan yang mengandung zat berbahaya. (why)
20 Mei 2024