Kasus demam berdarah di wilayah Jakarta Barat mengalami tren
peningkatan. Itu terlihat dari jumlah kasus DBD periode Februari 2018 dibandingkan
Februari 2019. Wilayah Kecamatan Kalideres masih menduduki urutan pertama kasus
DBD di wilayah Jakarta Barat.
“Bila dilihat dari grafik periode Februari 2018 dan Februari
2019, tren meningkat kasus DBD,â€ujar Kristi Wathini, Kepala Sudis Kesehatan
saat memaparkan kondisi kasus DBD pada rapat pimpinan kota (rapimkot) di ruang
pola Kantor Walikota Jakarta Barat, Selasa (12/3)pagi. Rapimkot Jakarta Barat dipimpin
oleh Wakil Wali Kota Jakarta Barat, M. Zen.
Kristi menjelaskan, kasus DBD tertinggi di wilayah Jakarta
Barat adalah wilayah Kecamatan Kalideres yakni, 237 kasus periode Januari
hingga Maret tahun 2019. Sedangkan kasus DBD terendah wilayah Kecamatan Taman
Sari berjumlah 24 kasus.
Sementara data RW yang rawan kasus DBD di Jakarta Barat,
berada di wilayah Kelurahan Tegal Alur, Kalideres dan Kelurahan Kapuk,
Cengkareng. “Untuk RW rawan kasus DBD, yakni 8 RW di wilayah kelurahan Kapuk
dan 7 RW di wilayah Tegal Alur. Data dihitung sejak 3 minggu terakhir ini,â€paparnya.
Pemkot Jakarta Barat telah melakukan berbagai upaya dalam
menekan kasus demam berdarah. Berbagai upaya yang dilakukan diantaranya, melakukan
gerebek PSN pada wilayah tertinggi kasus DBD (Kalideres dan Cengkareng),
larvasidasi massal dan selektif,
pendistribusian ikan pemakan jentik nyamuk sebanyak 2100 ekor, pelatihan
pembuatan larvitrap kepada masyarakat Kalideres dan peningkatan kapasitas
tentang kewaspadaan kenaikan DBD kepada dokter klinik dan tenaga puskesmas.
Upaya lain yang dilakukan adalah berkordinasi dengan Suku
Dinas Pendidikan I dengan membuat surat imbauan kepada para kepala sekolah SD,
SMP, SMA. “Surat imbauan itu untuk kordinasi dengan puskesmas setempat dalam
melakukan pembinaan jumantik sekolah. Membentuk tim pemantau jentik sekolah dan
melaksanakan PSN,â€ujarnya.
Menanggapi kasus DBD yang terus meningkat, Sekretaris Kota
Jakarta Barat, H. Eldi Andi meminta agar semua instansi terkait yang terlibat
dalam penanggulangan penyakit DBD, ini untuk bersabar. Karena berbagai upaya
telah dilakukan untuk bisa menekan jumlah kasus DBD.
“Upaya telah dilakukan. Kita sama-sama melihat saat
melakukan PSN pada sejumlah wilayah RW di Tegal Alur, ya masih banyak ditemui
jentik-jentik nyamuk. Namun, saya meminta agar upaya ini terus dilakukan
sekaligus memberikan pemahaman serta mengaktifkan mereka melakukan PSN, dua
kali dalam seminggu,â€jelasnya. (why)
20 Mei 2024