Tim verifikasi lomba sekolah Adiwiyata tingkat nasional 2016 mendatangi empat sekolah di Jakarta Barat, yakni SMAN 23 Tomang, SMPN 220 Duri Kepa, SMPN 111 Kemanggisan dan SMP 249 Cengkareng Barat, Rabu (10/12) pagi.
Tim dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan ini melakukan verifikasi berdasarkan dokumen yang telah diserahkan. Kedatangan tim verifikasi lomba Sekolah Adiwiyata tingkat nasional di SMAN 23 Tomang diterima Asisten Perekonomian dan Administrasi Jakarta Barat, Sri Yuliani, dan sejumlah pejabat. Menurut Sri, SMAN 23 telah memiliki kelengkapan kriteria perlombaan sekolah Adiwiyata. Meski tidak terlalu luas, namun sekolah ini telah melakukan persiapan yang maksimal.
Sri berharap SMAN 23 menjadi juara lomba sekolah Adiwiyata tingkat Nasional 2016. "Selama ini kami telah berupaya melakukan pembinaan terhadap sekolah dan komite sekolah dalam hal pemahaman pola hidup sehat di lingkungan sekolah. Kami berharap sekolah ini meraih juara I. Karena, kami tidak merekayasa, namun memberikan persiapan maksimal dalam lomba ini," jelasnya.
Ketua Tim Verifikasi Lomba sekolah Adiwiyata tingkat nasional 2016, Restu Yuliani, mengatakan kedatangannya di SMAN 23 untuk melakukan verfikasi langsung sesuai dengan dokumen-dokumen yang telah diserahkan. Dijelaskan, dalam lomba ini pihaknya tidak melihat hasil, tapi lebih pada upaya yang telah dilakukan sekolah terkait dengan lingkungan. "Verifikasi yang dilihat di lapangan, bukan pada hasil penilaian, tapi penekanan pada upaya sekolah yang dilakukan mulai dari awal hingga berhasil," jelasnya.
Lebih lanjut Restu menuturkan, ada empat kriteria penilaian lomba sekolah Adiwiyata, yakni kebijakan berwawasan lingkungan, pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan, pelaksanaan berbasis partisipasi dan pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan. Restu menambahkan, tim verifikasi sekolah Adiwiyata telah menerima sekitar 900 dokumen. Dari jumlah itu hanya 694 dokumen yang lolos verifikasi administrasi.
Sementara itu Kepala SMAN 23 Tomang, Achmad Safari, menjelaskan pihaknya telah berupaya maksimal dalam lomba sekolah Adiwiyata. Salah satu upaya yang telah dilakukan adalah selalu memberikan edukasi lingkungan kepada para siswa. "Pemilahan sampah untuk komposting dan 3R (Reduce Reuse Recyle). Kantin sekolah harus ramah lingkungan, seperti tidak menjual makanan mengandung bahan formalin, tidak kadaluarsa dan tidak menggunakan plastik dan sterofoam," katanya.
selain itu, dalam edukasi juga siswa diajarkan membuat bank sampah. Nantinya sampah itu diolah kembali hingga menghasilkan produk yang memiliki nilai jual. Hal lain yang diajarkan membuat tanaman hydroponik. Usai mengunjungi SMAN 23 Tomang, tim verifikasi melanjutkan ke SMP 220 Duri Kepa, Kecamatan Kebon Jeruk. (why/aji)
20 Mei 2024