Kasus demam berdarah di wilayah Jakarta Barat, masih tinggi.
Hingga akhir bulan Januari 2019, kasus DBD berjumlah kurang lebih mencapai 153 kasus. Dua wilayah yakni Cengkareng dan
Kalideres, tertinggi jumlah kasus DBD.
Tingginya kasus DBD membuat banyak kalangan prihatin, tak
terkecuali Ketua TP PKK Kota Jakarta Barat, Hj Inad Luciawaty Rustam. “Kasus DBD Jakarta Barat masih tinggi di Jakarta. Tapi, kenapa laporan jumantik, 86
persen bebas jentik. Saya jadi nggak
ngerti,†tanya Inad, saat melaksanakan kegiatan SME di kantor Kelurahan Mangga
Besar, Rabu (30/1) pagi.
Ia menjelaskan, tingginya kasus DBD di wilayah Jakarta
Barat, itu bukan ditentukan dari hasil kegiatan kader jumantik yang memeriksa
jentik-jentik nyamuk pada rumah warga. Penanggulangan
penyakit DBD lebih efektif bilamana masyarakat ikut melakukan Pemberantasan Sarang
Nyamuk (PSN) dengan cara 3M Plus.
Masyarakat juga tidak boleh bergantung pada kader jumantik yang
bertugas door to door memeriksa jentik-jentik nyamuk di rumah warga. “Bukan
berarti rumah yang didatangi jumantik itu langsung bebas jentik. Masyarakat harus
aktif dan memeriksa seminggu sekali pada tempat-tempat penampungan air,†ujarnya.
Ia pun mengajak para RT dan RW di wilayah untuk aktif
menggerakkan warga melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Jangan sampai terjadi KLB kasus DBD di Jakarta
Barat.
Berdasarkan data
Sudis Kesehatan Jakbar wilayah
dengan kasus DBD tertinggi di wilayah Jakarta Barat adalah Kalideres dan Cengkareng. “Mari sama-sama kita benahi kampung
dari berbagai penyakit, termasuk penyakit DBD,†tuturnya. (Aji)
20 Mei 2024