Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Barat melakukan pengerukan Kali Mookevart dari Jambatan Victoria, Rawa Buaya, hingga Jalan H Djairi, sejauh kurang lebih 1 Kilometer ditargetkan selesai pada Agustus 2025.
"Pengerukan Kali Mookevart dilakukan secara bertahap. Tahap pertama sejauh kurang lebih 1 Km, dari Jembatan Victoria, hingga H. Djairi, Kelurahan Rawa Buaya" tutur Kepala Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Barat, Purwanti Suryandari, saat ditemui pada kegiatan Apel Siaga Jakarta di Kali Mookevaart, Rawa Buaya, Jakarta Barat, Minggu (23/2).
Dijelaskan Purwanti, pengerukan Kali Mookevaart mengerahkan sebanyak 4 excavator, 3 amphibi dan 1 long arms excavator serta 10 dump truk. Semua armada dikerahkan untuk melakukan pengerukan lumpur sedalam 1 meter dengan panjang 1040 meter.
Untuk tahap kedua, lanjut Purwanti, pihaknya melanjutkan tahap kedua pengerukan lumpur Kali Mookevaart dari H Djairi hingga Cengkareng Drain. Sehingga ditargetkan kegiatan pengerukan selesai pada Agustus tahun 2025.
"Pengerukan lumpur sepanjang 1040 meter tersebut akan menghasilkan volume lumpur diperkirakan 31.200 meter kubik. Dengan begitu maka muka air Kali Mookevaart menjadi turun. Kalau permukaan air turun berarti saluran penghuning (Phb) bisa masuk ke Kali Mookevaart. Itu bila tidak dipengaruhi air pasang laut (rob)," jelasnya.
Untuk diketahui, Kali Mookevart merupakan saluran penghubung di Provinsi DKI Jakarta yang menghubungkan aliran sungai Cisadane ke kanal-kanal di Kota Jakarta. Saluran dengan diameter 40-45 meter, panjang 13 kilometer dengan DAS (Daerah Aliran Sungai) seluas 167 kilometer persegi
Pembangunan Kali Mookervaart dirancang oleh ahli hidrologi pada tahun 1678-1689, sebagai salah satu saluran penting dalam sistem pengendali banjir untuk mengalirkan sepertiga aliran sungai Cisadane dan menambah suplai air di Kota Jakarta.
Daerah yang menjadi lintasan Kali Mookevaart adalah Semanan, Kalideres, Rawa Buaya, Duri Kosambi, Cengkareng Barat dan Timur serta Kedauang Kali Angke.
Kondisi aktual saat ini, Kali Mookevaart bisa hanya bisa menampung debit maksimal 91,37 meter kubik/detik, dimana lebih rendah dari debit desain Kali Mookevaart, sehingga diperlukan pengerukan untuk mengembalikan Kali Mookevaart ke kondisi desain semula yakni 125 meter kubuk/detik. (why)