Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Barat telah melakukan berbagai upaya dalam menata dan menjadikan kawasan Kota Tua yang bersih, nyaman, tertib dan aman. Di antaranya dengan merelokasi pedagang kaki lima (PKL) dan parkir kendaraan pengunjung Kota Tua ke lahan di Jalan Cengkeh.
Selanjutnya kawasan Kota Tua khususnya halaman dan lingkungan museum Fatahillah harus steril dari PKL dan parkir kendaraan pengunjung. Namun nyatanya setelah beberapa pekan, banyak PKL yang kembali masuk ke kawasan museum Fatahillah, terutama di akhir pekan. Penyebabnya karena kendala pengamanan yang melibatkan personel Satpol PP, TNI dan kepolisian.
“PKL masih banyak yang masuk ke halaman dan lingkungan museum Fatahillah. Kita kendala di pengamanan,” jelas Wali Kota Jakarta Barat HM Anas Efendi, di kantornya, Selasa (25/10). Diungkapkan, selama ini selain Satpol PP, pengamanan di Kota Tua melibatkan aparat TNI dan Polisi. Pengamanan tersebut membutuhkan uang untuk makan atau biaya operasional bagi aparat yang tugas.
“Untuk terus menerus melibatkan TNI-kepolisian agar sulit, karena butuh uang makan atau biaya operasional. Kalau tidak ada TNI-Polisi, mereka (PKL) berani melawan. Biasanya PKL membludak Sabtu-Minggu,” jelas Wali Kota. “Uang untuk makan aparat yang tugas pengamanan ini yang berat, nggak ada anggarannya.”
Ia pun memerintahkan Kasatpol PP Jakarta Barat untuk menganggarkan biaya operasional atau uang makan bagi aparat yang tugas mengamankan kawasan Kota Tua. “Tahun depan Satpol PP anggarkan untuk operasional atau uang makan aparat yang tugas mengamankan Kota Tua. Uangnya juga akan langsung ditransfer ke aparat yang tugas,” imbuh Wali Kota. (why/aji)
20 Mei 2024