Suku Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik (Kominfotik) Jakarta Barat kembali menggelar program Security Awareness (Secaw) yang bertujuan mengedukasi masyarakat, tentang pentingnya keamanan siber yang berlangsung di Kantor Wali Kota Jakarta Barat, Kamis (13/11).
Kegiatan ini menghadirkan Farras Givari, seorang praktisi Bug Hunter Indonesia dan co-founder komunitas "Meta4Sec". Dalam paparannya, Farras membuka mata hadirin mengenai realitas kerentanan digital yang mengancam, bahkan pada perusahaan teknologi raksasa sekalipun.
Kepala Seksi Aplikasi Siber dan Statistik Sudin Kominfotik Jakarta Barat, Nur Izzuddin mengatakan bahwa tema ini sengaja dipilih untuk menarik minat anak muda agar mengasah kemampuan di dunia digital melalui jalur bug bounty sebuah program yang memberikan imbalan bagi para pencari celah keamanan.
"Kami ingin mengajak teman-teman, terutama anak muda ya, supaya mereka tertarik dengan keamanan siber, dan salah satunya yang akan membuat mereka menarik itu adalah terkait bug bounty," katanya.
Ia berharap program bug bounty dapat mendorong masyarakat untuk lebih memahami keamanan siber dan secara aktif berkontribusi dalam menjaga sistem.
"Sistem itu tidak ada yang aman. Jadi, kita juga perlu untuk memberikan informasi ke pemilik sistem bahwa ada kerentanan yang perlu diperbaiki dari sistem tersebut, sehingga akan memberikan manfaat bagi masyarakat luas sebagai pengguna," ujarnya.
Melalui sosialisasi ini pihaknya berupaya menciptakan ekosistem digital yang lebih aman, menempatkan keamanan data pribadi dan kepentingan masyarakat sebagai prioritas utama.
Sementara itu, praktisi Bug Hunter Indonesia dan co-founder komunitas Meta4Sec, Farras Givari mengungkapkan perusahaan sekelas Google, Samsung, Apple, bahkan NASA saat ini masih banyak vulnerability atau kerentanan yang bahaya dan dampaknya itu akan dirasakan oleh pengguna.
Ia menambahkan dengan kerentanan ini dapat memberikan dampak yang sangat serius seperti data pribadi yang dicuri, disalhgunakan dan itu sangat berbahaya.
"Saya meretas sistem dengan tujuan mulia untuk melaporkan temuan kerentanan kepada pemilik aplikasi agar segera diperbaiki. Inilah yang membedakannya dengan black hacker, kalau saya membantu para pemilik sistem untuk memperbaiki sistemnya," tandasnya. (Yan)





