Suku Dinas Kebudayaan Jakarta Barat akan mendata kembali sanggar kesenian yang dimulai pada tahun depan. Pendataan bertujuan untuk mengetahui perkembangan terbaru sanggar mana yang sudah tidak aktif dan masih aktif.
Kepala Suku Dinas Kebudayaan Jakarta Barat, Ahmad Syaropi, mengungkapkan pihaknya belum bisa melakukan pendataan kembali karena pandemi Covid-19. Saat ini, data yang ada di Sudis Kebudayaan Jakbar merupakan data lama, yakni tahun 2019 lalu. Pada pendataan tahun 2019 tercatat ada 123 sanggar, namun yang aktif hanya sekitar 40 sanggar.
"Data yang kami pegang 2019. Ada 123 sanggar di Jakarta Barat yang terdiri atas sanggar lenong, penganten, silat, tari, tanjidor, hadroh, marawis dan kuliner. Setelah itu kami vakum tidak mendata karena pandemi," ujarnya, Rabu (31/8).
Ia berharap dengan adanya data sanggar terbaru, pihaknya bisa membantu mereka dengan menyediakan fasilitas serta melibatkan dalam kegiatan-kegiatan Pemkot Jakarta Barat.
"Kita akan terus dorong mereka supaya bisa terus berkembang. Harapan saya, sanggar yang mati dapat dihidupkan kembali, dan yang masih ada dapat terus berkembang," katanya.
Syaropi menambahkan, pihaknya saat ini tengah melakukan komunikasi intensif kepada sanggar-sanggar yang ada di Jakarta Barat. Pihaknya membuka kesempatan kepada para pemilik sanggar untuk menyampaikan masukan dan keinginan demi kelangsungan sanggar.
"Saya juga meminta mereka membuat Tanda Daftar Sanggar (TDS). Mereka bisa mendatangi Sudin untuk membuat TDS," pungkasnya. (Aji)