Suku Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Jakarta Barat (Kesbangpol Barat ) menggelar dialog Interaktif virtual yang diikuti para pelajar SMA/SMK, anggota FKDM, dan instansi di Ruang Suban Kesbangpol, Lantai 13, Blok B, kantor Walikota Jakarta Barat , Selasa (30/8).
Dialog virtual kali ini mengangkat tema "Pencegahan Tawuran di Jakarta Barat" menghadirkan sejumlah narasumber seperti Kak Seto, selaku pisikolog , Motivator M.Rizki Muhardiyanto , Kasat Binmas Polres Metro Jakarta Barat, Kompol Fernando Saragih. Kepala Badan Kesbangpol Provinsi DKI Jakarta, Taufan Bakri. Kegiatan ini diikuti kurang lebih 170 peserta terdiri dari pelajar, hingga Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat ( FKDM) se-Jakarta Barat .
Kepala Badan Kesbangpol Provinsi DKI Jakarta Taufan Bakri menegaskan, perlu tindakan tegas yang dilakukan baik terhadap pelaku, kelompok atau ormas yang melakukan tawuran. Tindakan tegas itu berupa hukuman hingga pencabutan ijin.
Hal senada diungkapkan Kasat Binmas Polres Metro Jakarta Barat , Komisaris Polisi (Kompol) Fernando. Ia menuturkan, aparat kepolisian menindak tegas pelaku atau provokator tawuran. Meski itu perlu adanya upaya pencegahan aksi tawuran.
Pihaknya juga melakukan penggalangan sebagai upaya pencegahan, melakukan antisipasi gerakan massa, melakukan konsilidasi, penyelesaian sengketa dengan intervensi pihak ketiga (Konsiliator), yang lebih bersikap aktif dengan mengambil inisiatif menyusun dan merumuskan langkah-langkah penyelesaian.
Menurutnya, tindakan pencegahan lain kerap dilakukan seperti giat patroli, membangun pos-pos polisi, menciptakan tempat bermain baru hingga situasi dapat termonitor,oleh petugas Kamtibmas sehingga menciptakan situasi Aman dan terkendali.
Sebelumnya, Ketua Panitia yang juga Kepala Suku Badan Bangsa dan Politik Kota Adm Jakarta Barat, Moh Matsani mengatakan, dialog interaktif ini digelar secara virtual. Hal itu dikarenakan masih dalam keadaan pandemi Covid-19.
Dalam dialog tersebut, pihaknya kerap melihat perkelahian pelajar dan tawuran warga tersebut. "Tawuran bisa menyebabkan adanya korban, mulai luka ringan, sampai harus dirawat di rumah sakit, bahkan ada juga yang meregang nyawa.Begitu berbahaya, masih saja ada tawuran yang sering terjadi bahkan bisa dibilang sudah menjadi tradisi turun temurun," tuturnya. (why)