Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Barat terus menggencarkan penanganan stunting dengan berbagai upaya, salah satunya dengan pelibatan lintas sektor dan kolaborator.
“Optimis stunting di Jakarta Barat terus berkurang. Kita melaksanakan kolaborasi dengan seluruh unsur yang ada di Jakarta Barat untuk penurunan stunting. Jadi kolaborasi dengan seluruh insan yang ada, baik itu swasta, SKPD/UKPD dan lainnya. ini prioritas utama penurunan stunting,” tandas Sekretaris Kota (Sekko) Jakarta Barat, Indra Patrianto, usai Penilaian Kinerja Kota/Kabupaten 8 Aksi Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting di Provinsi DKI Jakarta, di lobi Ruang Pola, kantor wali kota Jakbar, Rabu (29/5).
Untuk informasi, penilaian dilakukan secara daring oleh tim dari Provinsi DKI yang terdiri atas berbagai OPD, antara lain Bappeda, Dinkes, Dinsos, Dinas SDA dan sebagainya. Pada kesempatan tersebut, Seko didampingi jajaran OPD terkait memaparkan upaya yang telah dilakukan Pemkot Jakarta Barat dalam penanganan stunting dari aksi konvergensi 1 hingga 8.
Mulai dari SK Wali Kota Jakbar tentang penetapan lokus, penurunan rencana kegiatan, regulasi terkait pedoman intervensi stunting, pembinaan/pelatihan kepada SKPD terkait, monitoring dan evaluasi berkelanjutan, pencapaian kinerja tahunan, kolaborasi intervensi pemerintah pusat hingga kelurahan berupa padat karya dan lainnya.
“Untuk itu, tencana tindaklanjut kita adalah salah satunya optimalisasi pelibatan lintas sektor, di mana peningkatan jumlah kolabotrator ini benar-benar jadi tumpuan untuk penurunan stunting,” jelasnya.
Selain dengan SKPD/UKPD, Wali Kota Jakbar juga melaksanakan inovasi bersama BUMN, BUMD, swasta, perguruan tinggi dan lainnya terkait pemberian PMT protein tinggi dan lain sebagainya. Pihaknya juga menyampaikan terkait manajemen data yang terintegrasi.
“Rekomendasi kami, dapat terintegrasinya sistem manajemaen data antar OPD tingkat kota, provinsi dan tingkat nasional,” pungkas Indra. (Aji)