Pemerintah Kota (Pemkot) Administrasi Jakarta Barat melaksanakan sosialisasi dan rapat penguatan persiapan implementasi Wolbachia secara luring dan daring di Ruang Pola Kantor Wali Kota Jakarta Barat, Rabu (25/9).
Kegiatan yang dipimpin oleh Sekretaris Kota Jakarta Barat, Indra Patrianto, dihadiri para pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dengan lintas sektor serta tokoh masyarakat.
"Kita teringat empat tahun lalu, dimana kita tidak bisa berkumpul seperti ini. Semua dilakukan melalui zoom. Itulah petaka (virus covid-19) yang ada di dunia. Kita berada di rumah, kecuali lurah dan camat yang ada di kantor. Karena, mereka yang memastikan bahwa warganya aman, dan selamat. Itu mimpi buruk empat tahun lalu," ujar Sekretaris Kota, Indra Patrianto mengawali sambutan.
Menurutnya, fungsi pemerintah adalah bagaimana mengamankan masyarakat dan seluruh stakeholder yang ada di Jakarta Barat, bisa aman, tentram dan hidup bahagia.
"Saat ini kita dihadapkan pada masalah baru. Di mana masih tingginya kasus DBD di DKI Jakarta. Sudah tentu, Pemprov DKI Jakarta wajib untuk bisa melindungi dan memberikan kepastian bahwa kasus DBD di Jakarta, harus turun," jelasnya.
Indra mengakui bahwa menurunkan kasus DBD tak semudah membalikkan telapak tangan. Tentunya melalui proses. Salah satunya melakukan sosialisasi terhadap penanganan kasus DBD dengan metode wolbachia.
"Tolong ini dijadikan pemahaman lebih lanjut, karena fungsi kita di sini adalah bagaimana masyarakat bisa damai, nyaman dan sehat. Kalo daerah lain telah melakukan, dan tingkat keberhasilannya mencapai 77 persen. Diharapkan, DKI Jakarta juga dapat mengiktui jejak itu, Sehingga bisa terbebas dari kasus DBD. Sekali lagi, tolong dipahami, pemerintah bertugas untuk menjaga kesehatan warganya," ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat, Erizon Safari menuturkan, pihaknya mengundang para camat, lurah, kepala sudis dan suban, unsur Forkopimko, organisasi masyarakat, tokoh masyarakat dan agama untuk mengikuti kembali penguatan pemahaman tentang metode teknologi nyamuk ber-wolbachia dalam penanganan kasus demam berdarah dengue (DBD).
"Dalam waktu dekat ini, kita akan melaunching pelepasan nyamuk ber-wolbachia. Untuk itu perlu pengetahuan dan pemahaman yang sama terkait nyamuk ber-wolbachia," ujarnya.
Sosialisasi dan rapat penguatan persiapan implementasi Wolbachia diisi dengan penyampaian materi oleh Direktur Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada, dr Riris Andono Ahmad. Materi yang disampaikan tentang metode penanganan DBD dengan nyamuk ber-wolbachia. (why)