Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno menghadiri Coffee Morning dalam rangka pameran memperingati 620 tahun pelayaran Cheng Ho, pameran pertukaran budaya Tiongkok-Indonesia di Lobi Museum Seni Rupa dan Keramik, J Pos Kota RT 09 RW 07 Kelurahan Pinangsia, Kecamatan Taman Sari, Jakarta Barat.
Rencananya, pameran yang mengangkat tema Miles Apart, Close at Heart (Jauh di Mata, Dekat di Hati) itu dibuka secara resmi Jumat (11/7) malam nanti selama satu bulan hingga Senin (11/8) mendatang.
"Kami bahagia bisa melakukan kolaborasi menggelar pameran dengan Museum Art Collection Shanghai. Ini salah satu museum terbesar di Shanghai," ujar Rano, Jumat (11/7).
Dikatakan Rano Karno, pameran ini merupakan wujud nyata dari semangat kolaborasi serta refleksi antara warisan sejarah dan milenial yang terus menghubungkan kedua bangsa ini. Ia berharap pameran ini akan mempererat hubungan jangka panjang Indonesia dengan Tiongkok dan memperkuat pemahaman lintas budaya melalui informasi seni.
Menurutnya, pelayaran Cheng Ho merupakan simbol perdamaian dan keterbukaan. Karena itu, pameran mengangkat tema Miles Apart, Close Heart yang berarti jauh di mata, dekat di hati dan memiliki pesan seperti misi pelayaran Cheng Ho.
Diakui Rano Karno, kolaborasi yang terbangun ini ke depannya akan membentuk sister museum antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Museum Art Collection Shanghai. Karana itu, tidak tertutup kemungkinan pada tahun-tahun mendatang Jakarta yang bergantian akan menggelar pameran di Museum Art Collection Shanghai.
"Tapi tentu harus perencanaannya panjang. Saya berharap tahun 2027, pas ulang tahun yang ke-500 tahun Jakarta, kita pameran di Shanghai," tegasnya.
Pada momen yang sama, Kepala Dinas Kebudayan DKI Jakarta, Mochammad Miftahulloh Tammary menambahkan, kegiatan pameran ini juga dalam rangka memperingati 75 tahun hubungan diplomatik antara China dan Indonesia, 70 tahun Konferensi Asia-Afrika di Bandung dan 5 tahun hubungan sister-city Shanghai–Jakarta. Kegiatan pameran dibagi menjadi empat tema utama.
Tema keempat pameran itu yakni, kejayaan Maritim, pelayaran agung (mengisahkan skala, ambisi dan jalur pelayaran Cheng Ho). Lalu jejak armada: jalur sutra maritim (menelusuri jaringan perdagangan dan interaksi budaya yang berkembang pesat di sepanjang jalur sutra maritim).
Kemudian harta budaya: dialog antarperadaban (menampilkan artefak, ide, dan tradisi yang lahir dari pertukaran budaya). Serta yang terkahir melanjutkan semangat, memandu masa depan (merefleksikan warisan semangat Cheng Ho dalam hubungan Indonesia dan China pada masa kini dan harapan untuk kerja sama di masa depan).
"Kita pamerkan sebanyak 50 koleksi unggulan dari China dan Indonesia. Koleksi itu mencakup beragam media, termasuk diagram kapal harta karun, peta navigasi langit, peta maritim, cetakan batu Prasasti Kekaisaran Ming, serta porselen dan tembikar,” tandasnya. (Tgh)