Pemkot Jakarta Barat akan melakukan gerakan massal berupa larvasidasi dalam upaya menanggulangi penyakit demam berdarah. Gerakan massal itu rencananya dilaksanakan awal tahun 2019.
Berdasarkan informasi dari Sudis Kesehatan Jakarta Barat, kasus demam berdarah di wilayah Jakarta Barat, masih tertinggi di wilayah DKI Jakarta. "Kita deteksi ada empat kecamatan yang tinggi, Kalideres, Cengkareng, Grogol Petamburan dan Palmerah. Tapi kita selidiki lagi dengan itu barangkali ada juga di wilayah lain," ujar Rustam Effendi, Wali Kota Jakarta Barat, kemarin.
Menurut Rustam, tingginya kasus DBD di Jakarta Barat disebabkan oleh sejumlah faktor, diantaranya faktor cuaca. "Antara lain faktor cuaca dan menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk. Saya lakukan evaluasi lagi dan kita akan gerebek kelurahan-kelurahan mana yang paling tinggi," ucapnya.
Selama ini Pemkot Jakarta Barat juga berupaya melakukan pencegahan kasus DBD dengan melakukan rutin PSN. ."Cara itu dinilai efektif dalam memutus mata rantai perkembangbiakan nyamuk, baik itu di rumah tangga maupun lingkungan sekitar."
Sementara itu Kepala Suku Dinas Kesehatan Kota Jakarta Barat, Weningtyas Purnomo Rini mengungkapkan, banyak inovasi yang dilakukan dalam memberantas sarang nyamuk. Selain rutin melaksanakan PSN, pihaknya juga akan melibatkan lintas sektor dan masyarakat untuk bersama memberantas sarang nyamuk.
Sebagai langkah kongkrit, Pemkot Jakarta Barat akan melakukan gerakan massal berupa larvasidasi pada awal Januari dan Februari 2019, terutama pada wilayah kelurahan yang tinggi angka kasus DBD.
Langkah lainnya yakni memperbanyak juru pemantau jentik. Pihaknya jugs mengimbau adanya kader jumantik setiap rumah. "Ini dilakukan untuk mengantisipasi kekurangan kader jumantik. Kita siasati dengan satu rumah memiliki kader jumantik," ujarnya. (why/aji)
20 Mei 2024