Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kota Jakarta Barat, Lilia Sentosa Yani, menyambangi Kampung Tanggap Bencana kebakaran RW 08, Kelurahan Palmerah, Jakarta Barat, Selasa (24/1). Kampung ini memiliki belasan hydrant mandiri, tim Relawan Pemadam Kebakaran (Repkar), hingga kader dasa wisma yang dilatih khusus memadamkan api.
"Kami datang untuk melihat dari dekat kampung tanggap bencana kebakaran RW 08, Palmerah. Kampung ini menjadi salah satu proyek percontohan program PKK Keluarga Sehat Tanggap dan Tangguh Bencana (KSTTB). Karena disini ada kelebihan dari wilayah lainnya," tutur Lilia Sentosa Yani yang didampingi Ketua TP PKK Kecamatan dan Kelurahan Palmerah.
Menurut Lilia, sejumlah kelebihan yang dimiliki Kampung Tanggap Bencana Kebakaran RW 08, Palmerah, diantaranya, memiliki 13 hydrant mandiri, dan tim relawan pemadam kebakaran. Kelebihan lainnya, adalah kemahiran para kader dasawisma dalam menjinakan kobaran api.
Untuk Tim Relawan Pemadam Kebakaran, lanjut Lilia, beranggotakan 12 personil. Mereka dilatih khusus oleh petugas Damkar Kecamatan Palmerah terkait penanggulangan kebakaran. "Yang bikin hebat adalah relawan pemadam kebakaran. Mereka berjumlah 12 orang. Artinya, mereka sangat peduli dan punya perhatian untuk masyarakat RW 08 Palmerah," jelasnya.
Ia berharap adanya bentuk perhatian buat para Relawan Pemadam Kebakaran (Repkar) RW 08 Kelurahan Palmerah. Karena keberadaan mereka sangat membantu pemerintah serta bisa menjadi contoh wilayah lain, terutama pada lingkungan padat penduduk.
"Bila tiba-tiba terjadi kebakaran, sudah ada tim relawan, sebelum petugas Damkar tiba. Di sini sudah ada posko tim relawan pemadam kebakaran," ujarnya.
Dalam kunjungan di Kampung Tanggap Bencana, Lilia Sentosa Yani bersama pengurus TP PKK Kecamatan dan Kelurahan Palmerah melakukan sosialisasi sekaligus penempelan stiker waspada bahaya kebakaran. Stiker ditempeli pada bagian depan rumah warga.
"Penempelan stiker waspada bahaya kebakaran bertujuan agar warga selalu waspada terhadap bahaya kebakaran. Periksa sistem kelistrikkan serta penggunaan alat yang sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI)," tambahnya. (why)