Kegiatan imunisasi yang digelar di Pos RW 01, Kelurahan Angke, diduga mengabaikan aturan protokol kesehatan (prokes) yakni menimbulkan kerumunan. Tidak ada pembatasan atau jarak serta sejumlah anak dan balita terlihat tak pakai masker.
Lurah Angke, Teddy Martadilla mengaku kaget mendengar informasi dugaan pelanggaran protokol kesehatan pada pelaksanaan kegiatan imunisasi tersebut. "Terimakasih atas infonya. Saya akan tegur dari tim puskesmas kelurahan Angke," tuturnya.
Informasi yang diperoleh menyebutkan, kegiatan imunisasi bagi Balita berlangsung di Pos RW 01, Jalan Angke Barat, Kelurahan Angke. Kegiatan ini digelar oleh tim puskesmas kelurahan Angke bekerjasama dengan kader PKK RW 01. Namun pelaksanaan kegiatan diduga melanggar aturan protokol kesehatan yakni menimbulkan kerumunan.
Kerumunan terjadi lantaran tidak ada jarak atau batas saat pelaksanaan kegiatan imunisasi.Pelanggaran prokes lainnya terlihat dari adanya sejumlah balita dan anak-anak tidak memakai masker. Kondisi ini tentunya sangat berbahaya terhadap resiko penularan virus corona.
Mengutip laman detik.com, juru bicara pemerintah untuk penanganan covid-19, dr Achmad Yurianto mengatakan imunisasi pada anak di masa pandemi covid-19 harus tetap berjalan. Karena imunisasi menjadi hak anak agar terlindungi dari berbagai penyakit yang bisa dicegah oleh imunisasi.
Namun imunisasi balita yang dilakukan saat ini tidak bisa dilakukan dengan cara biasanya, yakni datang ke posyandu bersama-sama hingga berkerumunan. "Tentunya kita tidak bisa lagi menjalankan imunisasi dengan pola yang lama, posyandu datang bersama-sama, berkerumun, mendengarkan penyuluhan kemudian menimbang bayi. Harus ada mekanisme yang diubah," tuturnya.
Ia menyarankan untuk menjadwalkan imunisasi terlebih dahulu dengan petugas imunisasi di puskesmas, hal ini diharapkan bisa mengurangi risiko penularan yang sangat besar. "Minta imunisasi dijadwalkan, komunikasikan dengan petugas imunisasi dan buat janji, sehingga tidak perlu lagi imunisasi datang berkelompok dalam suatu tempat, karena ini memberikan risiko yang sangat besar. Imunisasi harus berjalan," pungkasnya. (why)
20 Mei 2024