Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi DKI Jakarta, Mei Ling menggelar konferensi pers ALCo regional Jakarta yang dilaksanakan secara daring, pada Selasa, 27 Mei 2025.
Mei Ling menyampaikan bahwa kinerja APBN Regional hingga 30 April 2025 menunjukkan capaian positif. Realisasi pendapatan mencapai Rp 557,35 triliun atau tumbuh sebesar 31,05% dari target, sementara belanja negara tercatat sebesar Rp 440,98 triliun dengan realisasi 23,87% dari pagu.
APBN regional DKI Jakarta juga mencatat surplus sebesar Rp116,37 triliun. Kinerja positif ini sejalan dengan kebijakan fiskal nasional yang terus diarahkan pada akselerasi belanja yang tepat sasaran, guna mendukung kesejahteraan masyarakat dan percepatan proyek strategis nasional.
Sementara itu, Kanwil DJP se-Jakarta sendiri telah berhasil menghimpun penerimaan sebesar Rp 421,87 triliun atau 75,73% dari total penerimaan pajak secara nasional. Rinciannya meliputi PPh NonMigas sebesar Rp206,02 triliun (23,83% dari target), PPN sebesar Rp80,65 triliun (14,09%), PPh migas sebesar Rp9,08 triliun (14,45%), dan PBB serta pajak lainnya sebesar Rp126,06 triliun (396,98%).
Untuk perkembangan kinerja penerimaan wilayah Jakarta Barat, hingga 30 April 2025, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Jakarta Barat telah mencatatkan kinerja realisasi penerimaan neto sebesar Rp25,42 triliun atau 32,35% dari target tahun 2025 dengan pertumbuhan positif sebesar 6,16%.
Berdasarkan jenis pajak, penerimaan dari Pajak Penghasilan (PPh) sebesar Rp14,42 triliun dengan pertumbuhan positif di angka 11,81%. Meskipun PPN dan PPnBM mengalami sedikit kontraksi sebesar -7,62% dan PBB serta BPHTB sebesar -28,41%, namun lonjakan terjadi pada pos pajak lainnya yang tumbuh hingga 5135,57% dengan capaian Rp809,18 miliar. Secara keseluruhan, tren penerimaan tetap menunjukkan arah yang positif..
Kontribusi penerimaan terbesar berasal dari sektor perdagangan yang memberikan sumbangan Rp 11,35 triliun atau 44,65% dari total penerimaan Kantor Wilayah DJP Jakarta Barat.
Disusul sektor industri pengolahan sebesar Rp5,05 triliun (23,81%), sektor pengangkutan dan pergudangan sebesar Rp1,72 triliun (6,80%), serta sektor konstruksi sebesar Rp1,15 triliun (4,53%). Dominasi sektor-sektor utama ini mencerminkan fondasi ekonomi Jakarta Barat yang tetap kokoh dan produktif. (why)