Wilayah Jakarta Barat menempati urutan kedua terbanyak jumlah
kasus penderita tuberculosis (TBC) di
DKI Jakarta, yakni 2059 penderita pada triwulan I tahun 2019. Sementara beban
TBC resisten obat cukup berat dengan 498 kasus (tahun 2017- Mei 2019) baru 60%
yang memulai pengobatan.
“Ini yang perlu menjadi perhatian kita, mengingat penularan
penyakit TBC relatif mudah, tapi pengobatan yang memerlukan waktu cukup lama.
Sehingga perlu penyebaran secara merata dalam layanan TB Resisten Obat(RO),â€
tutur H. Rustam Effendi, Wali Kota Jakarta Barat, dalam sambutan pada HUT ke-16
RSUD Cengkareng, Jakarta Barat, Selasa (25/6) pagi.
Rustam berharap, komitmen dari elemen RSUD Cengkareng untuk segera
memulai pelayanan TB Resisten Obat (RO), termasuk inventarisir langkah-langkah
ke depannya. “Apa kendala yang mungkin terjadi dan sama-sama kita pikirkan
penyelesaiannya demi mengeliminasi TBC di tahun 2030. Tentunya ini menjadi
tantangan kita semua,â€ujarnya.
Pada kesempatan itu, Rustam juga mengharapkan soft launching gedung baru dan layanan TB Resisten Obat, ini dibarengi dengan peningkatan pelayanan
sumber daya manusia serta prasarana lainnya.â€Saya mengapresiasi buat RSUD
Cengkareng yang selama ini memberikan pelayanan buat Jakarta Barat, dan memenuhi
kebutuhan warga Jakarta dalam mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas,â€
tambahnya.
Peringatan HUT ke-16 RSUD Cengkareng disertai soft launching
gedung baru, dan layanan TB RO ditandai dengan pemotongan pita. Turut hadir
dalam acara tersebut, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Widyastuti, Asisten
Administrasi dan Kesejahteraan Rakyat (Adkesra), Amien Haji, Kepala Sudis Kesehatan Jakbar, Kristi Watini,
dan Direktur RSUD Cengkareng, Bambang Suhaeri. (why)
20 Mei 2024