Para guru di Jakarta Barat akan mendapat pelatihan dalam menangani siswa disabilitas tingkat SD, SMP dan SMA sederajat.
Menurut Kepala Suku Dinas Pendidikan Wilayah Jakarta Barat II, Junaedi, pelatihan diberikan agar para guru bisa memahami cara memperlakukan siswa disabilitas di setiap sekolah.
"Para guru sedang kita himpun, agar nantinya bisa mendampingi siswa siswa disabilitas kami," ujarnya, Senin (16/1).
Diungkapkan, banyak siswa penyandang disabilitas yang putus sekolah karena tidak mendapatkan perlakuan yang tepat. Menurutnya, anak-anak penyandang disabilitas memerlukan pendampingan dan alat pendidikan yang tepat sehingga potensi mereka sebagai siswa bisa tergali dengan maksimal.
Untuk itu, diperlukan sosok pengajar yang mengerti cara mendampingi siswa disabilitas di setiap sekolah. Nantinya, sambung Junaedi, pihaknya akan mendata sekolah mana saja yang menampung siswa penyandang disabilitas. Setelah terdata, pihaknya akan mengikutsertakan guru di sekolah tersebut untuk mengikuti pelatihan khusus.
Diperkirakan pelatihan akan dimulai pada Maret, bersamaan dengan pembuatan posko pelayanan siswa disabilitas di kantor Suku Dinas Pendidikan Wilayah Jakarta Barat II. Dengan upaya tersebut diharapkan siswa disabilitas di seluruh sekolah Jakarta Barat dapat mengikuti pelajaran dengan maksimal. Junaedi menyebut, di wilayah Jakarta Barat tercatat ada 1.942 peserta didik berstatus disabilitas.
Rinciannya, 820 siswa Sekolah Luar Biasa (SLB) dan 1.124 bersekolah di sekolah Inklusi. Untuk diketahui, sekolah inklusi adalah sekolah yang menganut sistem pendidikan yang mempersyaratkan siswa berkebutuhan khusus dapat dilayani sesuai kemampuannya. Adapun ke 1.124 siswa disabilitas yang bersekolah di sekolah Inklusi terdiri atas 610 siswa SD, 75 siswa SMA, 360 siswa SMP dan 77 siswa SMK. (Aji)