Kecamatan Palmerah menjadi pilot projek program gerakan pencegahan stunting intervensi sehat yang telah dilakukan Forum Kader Posyandu Indonesia (FKPI) berkolaborasi dengan Puskesmas Kecamatan Palmerah.
Camat Palmerah, Joko Mulyono meminta program gerakan pencegahan stunting intervensi sehat yang telah dilakukan Forum Kader Posyandu Indonesia (FKPI) berkolaborasi dengan Puskesmas Kecamatan Palmerah, untuk diteruskan. Karena program ini dinilai berhasil dalam mencegah kasus stunting di wilayah Palmerah.
"Forum Kader Posyandu Indonesia (FKPI) berkolaborasi dengan puskesmas kecamatan, memiliki cara yang efektif dalam mencegah masalah stunting," tutur Joko Mulyono sesaat menutup kegiatan yang dilakukan FKPI di Aula Kantor Kecamatan Palmerah, Jumat (23/6).
Menurutnya, program intervensi sehat yang dilakukan FKPI ini dengan cara memberikan makanan bergizi pada Bayi dibawah dua tahun (Baduta) berpotensi stunting dan ibu hamil kekurangan energi kronis (Bumil KEK) dinilai berhasil dalam mencegah kasus stunting di wilayah Kecamatan Palmerah.
Buktinya, lanjut Joko, 31 Baduta berpotensi stunting yang diintervensi selama 3 bulan, menunjukan keberhasilan dalam pertumbuhan.
"Kalau dilihat memang tugas kader posyandu sudah benar. Selain tugas memantau tumbuhkembangkan balita, dan kondisi kesehatan ibu hamil, juga ada makanan tambahan, seperti kacang hijau, buah-buahan, susu kotak dan sebagainya. Tapi, yang digagas FKPI ini termasuk mental. Bukan mentalnya si bocil (bocah cilik), tapi juga mental orang tuanya yang kita bangun," ujarnya.
Di lanjutkan, selama tiga bulan diintervensi, 31 Baduta tersebut mengalami pertumbuhan, walau itu cuma 3 cm. Tapi, itu menjadi progres dan starting poin di wilayah Kecamatan Palmerah.
Dirinya meminta, para kader posyandu dan seluruh elemen masyarakat untuk memantau bersama perkembangan baduta berpotensi stunting yang mengalami pertumbuhan.
"Yang lama kita pantau, dan ditambah dengan yang baru. Tapi, mudah-mudahan angka keseluruhan kasus stunting di wilayah Jakarta, sudah turun. Benar ya, dokter," ujar Joko seraya menanyakan kepada dokter Puskesmas Kecamatan Palmerah terkait kasus stunting di Jakarta.
Sementara itu, Ketua Umum Pusat Forum Kader Posyandu Indonesia (FKPI), Baharuddin mengatakan, program gerakan pencegahan stunting di wilayah Kecamatan Palmerah dilaksanakan selama tiga bulan, terhitung dari bulan Maret hingga Mei 2023.
Ia mengklaim, tingkat keberhasilan program ini mencapai 97%, dengan 40 yang diintervensi meliputi, 31 Baduta berpotensi stunting dan 10 ibu hamil (Bumil) Kekurangan Energi Kronis (KEK) di wilayah Kecamatan Palmerah.
Ditambahkannya, keberhasilan program tersebut, kalau Baduta, bisa dilihat dari pergerakan angka pertumbuhannya.
"Kita bisa melihat pergerakan lingkar lengan, punggung, pergelang kaki berapa sentimeter. Itu semua yang mengukur dari dokter puskesmas. Kita hanya membuat sistem," tuturnya.
Sebelum melakukan kegiatan tersebut, lanjut Baharuddin, pihaknya terlebih dahulu memberikan sosialisasi kepada para kader posyandu berupa pembekalan materi dan praktek, serta setiap 2 minggu pemantauan.
"Kami berharap, setelah tiga bulan program ini berjalan, jangan berhenti. Masyarakat dan pemerintah untuk meneruskan program ini. Kita ingin anak-anak kita sebagai generasi penerus itu untuk dijaga, karena itu menjadi aset bangsa ke depan. Kan, kalau anak bangsa gagal tumbuh, bahaya. Masa negara kaya, masih ada anak bangsa gagal tumbuh," pungkasnya. (why)