Aparatur Kecamatan Taman Sari akan membangun taman magot di kawasan Kota Tua. Pembangunannya berkolaborasi dengan pihak swasta.
Camat Taman Sari, Agus Sulaeman mengatakan, taman pusat magot rencana dibangun di atas lahan kurang lebih 700 meter di kawasan kota tua. Lokasinya memanfaatkan areal bangunan yang sudah roboh.
"Kita sedang kerjakan taman pusat magot di atas lahan 700 meter di tengah kawasan Kota Tua," kata Camat Tamansari, Agus Sulaeman, Selasa (1/3).
Agus memaparkan, gagasan membudidayakan magot atau belatung itu menindaklanjuti peraturan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang mengharuskan kecamatan dan kelurahan mengelola 50 persen sampah di wilayahnya.
Dipilihnya budidaya magot karena memiliki manfaat yakni dapat mengolah sampah organik yang biasanya banyak diproduksi rumah tangga. Dengan diolah menjadi magot, sampah akan menghilang.
Agus menuturkan, pihaknya tengah berkoordinasi dengan seluruh pengusaha hotel dan restoran di Tamansari, dengan harapan mereka mau memberikan sampah organiknya.
"Rencananya sampah mereka kita yang angkut untuk kita olah, Sudin Lingkungan Hidup yang angkut," kata dia.
Pihaknya akan bekerjasama dengan Suku Dinas Lingkungan Hidup, Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian serta Suku Dinas Kehutanan dan Taman Kota untuk membangun lokasi budidaya magot.
Ia menambahkan, taman magot nantinya bukanlah sebagai tempat budidaya magot, melainkan tempat tanaman hidroponik dan kolam ikan.
"Kami juga menanam beberapa tanaman sehingga warga bisa datang untuk berkunjung sekaligus belajar tentang budidaya tanaman. "Kita akan buat budidaya hidroponik sehingga warga juga bisa teredukasi tentang tanaman," tuturnya.
Ia berharap proses pembahasan bisa berlangsung cepat sehingga taman tersebut bisa langsung digunakan.
"Sekarang lagi proses pembangunan taman magot dan penataan taman. Insya Allah bisa diselesaikan dengan cepat," pungkasnya. (why)