Periode Januari-September 2019, kasus demam berdarah dengue (DBD) di Jakarta Barat mencapai 2.169 kasus dan menduduki peringkat kedua se DKI Jakarta.
Dari jumlah tersebut, berdasarkan data Sudis Kesehatan Jakarta Barat, Kecamatan Kalideres menduduki peringkat pertama dari delapan kecamatan se Jakbar dengan 706 kasus. Disusul Cengkareng 645 kasus, dan Kembangan 267 kasus. Selain itu, kasus DBD di Jakbar tahun ini juga naik tiga kali lipat dibanding periode yang sama tahun lalu yang jumlahnya 711 kasus.
Sekretaris Kota (Seko) Jakarta Barat H Eldi Andi menjelaskan tingginya kasus DBD di Jakarta Barat merupakan indikator bahwa kualitas pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di wilayah Jakbar kurang maksimal. “Pencegahan dan pengendalian penyakit DBD sangat tergantung pada kualitas PSN di tujuh tatanan,†tandas Seko, saat monitoring dan evaluasi PSN-DBD, di ruang pola kantor wali kota, Rabu (18/9).
Lebih lanjut dipaparkan, tingginya kasus DBD di Jakarta Barat disebabkan banyak faktor, antara lain kondisi kelembaban udara yang tinggi, kepadatan penduduk, kurangnya kesadaran masyarakat untuk melakukan PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat), perubahan perilaku nyamuk aedes aegypti, adanya masalah lingkungan yang berpotensi menjadi sarang nyamuk seperti tumpukan sampah, ban bekas, pot dan tanaman.
“Berdasarkan Perda no 6 tahun 2007 tentang pengendalian penyakit DBD menjelaskan bahwa pencegahan penyakit DBD merupakan tanggung jawab pemerintah daerah dan masyarakat. Untuk itu, kami mengajak seluruh tim yang tergabung dalam SK Walikota no 1 tahun 2019 tentang pembentukan tim koordinasi dan monitoring pelaksanaan PSN DBD untuk lebih memaksimalkan pelaksanaan PSN di wilayah masing masing,†imbuh Seko.
Sedang di tingkat kecamatan dan kelurahan diimbau agar kelompok kerja operasional (Pokjalanal) DBD yang sudah ada dapat ditingkatkan lagi baik dari pembinaan kepada kader maupun evaluasi pelaksanaan PSN di wilayahnya. Pada kesempatan itu, Seko juga mengapresiasi kepada wilayah yang telah berhasil menekan kasus DBD tahun 2019 seperti Kecamatan Griogol Petamburan dan Kebon Jeruk.
“Tahun 2019, kasus DBD di wilayah Grogol Petamburan menurun dibanding tahun sebelumnya. Sementara Kecamatan Kebon Jeruk, sampai saat ini angka kesakitan DBD-nya terendah se Jakarta Barat,†katanya. (Aji)
20 Mei 2024