Implementasi wolbachia pada enam wilayah kelurahan di Kecamatan Kembangan menargetkan 60 % populasi nyamuk mengandung wolbachia.
"Setelah implementasi wolbachia di Meruya Selatan, kami akan memantau perkembangannya dalam kurun waktu 14 hari. Kemudian, ada kegiatan service. Sevice untuk pergantian ember ber-wolbachia," ujar Kepala Puskesmas Kecamatan Kembangan, Rosvita Nur Aini saat dikonfirmasi, Jumat (9/5).
Service pergantian ember wolbachia, lanjut Rosvita, dilakukan secara berkala dengan tujuan untuk memastikan program pengendalian nyamuk DBD tetap efektif dan berjalan optimal.
"Selama 14 hari, ember berisi telur dan pakan kita ganti. Selain itu, kita mitigasi resiko, misalnya ada ember hilang atau tumpah, kita ganti dengan ember yang berisi telur-telur nyamuk wolbachia dan pakan yang baru," ujarnya.
Lebih lanjut, Rosvita Nur Aini menjelaskan bahwa keberhasilan program nyamuk wolbachia diukur berdasarkan persentase populasi nyamuk aedes aegypti yang mengandung wolbachia.
"Jika persentasenya mencapai 60% atau lebih dalam satu wilayah, maka program wolbachia dianggap berhasil dan dapat menekan penyebaran virus dengue," tukasnya.
Rosvita menambahkan, sejak kali pertama program wolbachia diimplementasikan di Jakarta, tepatnya di wilayah Kembangan Utara, perkembangan populasi nyamuk mengandung wolbachia mencapai 53%.
"Jadi ada tim yang menangkap 10-12 nyamuk untuk diperiksa di laboratorium. Rupanya menangkap nyamuk itu memakan waktu 4 jam. Jadi kita periksa apakah nyamuk aedes aegypti itu sudah mengandung wolbachia. Wilayah Kembangan Utara menuju 60%, sedangkan di Meruya Utara, populasinya 57% selama tiga bulan ini," ujarnya.
Meski begitu, tambah Rosvita, pihaknya tetap mengimbau kepada masyarakat untuk tetap melaksanakan kegiatan PSN 3M plus dalam upaya menanggulangi penyakit demam berdarah dengue. (why)