Wali Kota Administrasi Jakarta Barat, Iin Mutmainnah, menghadiri kegiatan Tasyakuran dan Pengajian Akbar yang diselenggarakan Majelis Taklim PC Muslimat Nahdlatul Ulama Jakarta Barat di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Minggu (21/12).
Kegiatan yang digelar bertepatan dengan peringatan Hari Ibu tersebut berlangsung khidmat dan juga dihadiri Asisten Adkesra, Amien Haji, Ketua Muslimat NU Jakara Barat, Yati Nuryati, Ketua Muslimat NU DKI Jakarta, Nyai Hizbiyah Rohim, Sekretaris PCNU Jakarta Barat, Abdul Hakim, dan lainnya.
Acara diisi dengan pengajian akbar, doa bersama, Tausiyah pimpinan ponpes, KH Mahrus Iskandar dan lomba paduan suara.
Wali Kota Jakarta Barat, Iin Mutmainnah menyampaikan rasa syukur dapat hadir langsung di tengah-tengah kaum Muslimah NU bertepatan momentum Hari Ibu. Kegiatan ini mampu membangkitkan semangat ibu-ibu serta para santri untuk terus menimba ilmu agama.
“Pondok Pesantren Asshiddiqiyah merupakan salah satu pesantren terbesar di Jakarta Barat. Di sinilah tongkat estafet kegiatan keagamaan kita titipkan kepada para santri,” ujarnya.
Iin juga memperkenalkan dirinya sebagai Wali Kota Jakarta Barat yang baru dilantik. Ia menegaskan kedekatannya dengan kaum perempuan, mengingat pengalamannya sebagai Kepala Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk (PPAPP) DKI Jakarta.
Menurutnya, peran perempuan, khususnya ibu, sangat strategis dalam pembangunan. Dengan komposisi penduduk perempuan di DKI Jakarta mencapai hampir 50 persen, ia menilai keberhasilan program pembangunan sangat bergantung pada dukungan dan keterlibatan aktif kaum perempuan, dimulai dari lingkup keluarga.
“Seorang ibu adalah sosok multitalenta dan menjadi inti dalam keluarga. Ketahanan keluarga sangat ditentukan peran ibu, dan jika ketahanan keluarga kuat, maka ketahanan bangsa juga akan terwujud,” tuturnya.
Dalam kesempatan tersebut, Iin juga menyoroti pentingnya peningkatan budaya membaca Al-Qur’an di Jakarta Barat.
Ia mengajak Muslimat NU untuk bersama-sama menguatkan Gerakan Maghrib Mengaji serta mendorong gerakan bebas buta huruf Al-Qur’an, tidak hanya mampu membaca, tetapi juga memahami dan mengamalkan nilai-nilainya dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, ia mengingatkan masih tingginya tren kekerasan terhadap perempuan dan anak. Ia mengajak seluruh jamaah untuk berani berbicara, saling menjaga, dan bersama-sama mencegah kekerasan yang kerap masih dianggap sebagai aib dalam keluarga.
“Saya yakin Muslimat NU sampai ke tingkat ranting mampu menjadi garda terdepan dalam menjaga keharmonisan keluarga dan mencegah kekerasan terhadap perempuan dan anak,” tegasnya. (Lam)






