Kontingen PMR Jakarta Barat yang mengikuti Jumbara Tahun 2025 diharapkan tak hanya sekadar mempelajari keterampilan kepalangmerahan, tapi juga pengetahuan dan memahami program ketahanan pangan di era perubahan iklim.
Demikian dijelaskan Wali Kota Jakarta Barat, Uus Kuswanto, saat mengomentari tema Jumbara Tahun 2025 yakni Ketahanan Pangan di Era Perubahan Iklim karena saat ini pemerintah pusat tengah menggalakkan program ketahanan pangan nasional.
Menurut Wali Kota Jakarta Barat, Uus Kuswanto, program ini bertujuan untuk memastikan ketersediaan, keterjangkauan dan kualitas pangan yang cukup bagi masyarakat.
"Terlebih di era perubahan iklim saat ini. Kita bisa lihat namanya musim hujan dan kemarau tak ada batasnnya. Karena sudah hampir setahun ini hujan terus, musim kemaraunya tak kelihatan. Perubahan iklim ini yang harus disiasati dan dihadapi masyarakat, agar kita tetap menjaga ketahanan pangan," ujarnya, saat dikonfirmasi, Senin (30/6).
Melalui kegiatan Jumbara, lanjut Uus Kuswanto, peserta bisa mendapatkan wawasan pengetahuan dan edukasi dari para narasumber yang berkompeten tentang ketahanan pangan di era perubahan iklim.
"Bagaimana pun mereka (PMR) generasi penerus yang harus diberikan bekal dan pengetahuan tentang ketahanan pangan, seperti menanam di lahan yang terbatas, turut melakukan penghijauan dengan menanam pohon, dan sebagainya," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Barat, Ahmad Hariadi mengatakan bahwa pihaknya dilibatkan pada kegiatan Jumbara Tahun 2025.
"Kami ikut berpartisipasi dalam Jumbara dengan menyiapkan beberapa perangkat, seperti tong komposter, lubang biopori, eco enzim dan sebagainya. Perangkat ini yang akan kami edukasi kepada peserta Jumbara Tahun 2025," ujarnya.
Ia mencontohkan, tong komposter yang digunakan untuk pembuatan pupuk kompos dan pupuk organik cair.
"Jadi selain sampah yang bernilai ekonomis, kami juga berikan edukasi pemilahan sampah organik untuk pembuatan pupuk cair. Baik sampah dapur maupun sampah dedaunan," jelasnya.
Selain pengolahan sampah, lanjut Ahmad Hariadi, pihaknya juga memberikan edukasi tentang tong sedekah sampah.
"Di sini, kita mengingatkan mereka, tidak hanya sampah-sampah bernilai ekonomi saja yang dikumpulkan, tapi juga sampah-sampah residu, seperti bungkus mi instan, kopi, dll, bisa dikumpulkan lalu dimasukkan dalam tong sedekah sampah," pungkasnya. (why)