Suku Dinas Kesehatan (Sudiskes) Jakarta Barat mengungkapkan hasil evaluasi penyebaran benih nyamuk ber-Wolbachia di Kelurahan Kembangan Utara dan Meruya Utara, Kecamatan Kembangan.
Kasudiskes Jakarta Barat, Erizon Safari mengatakan bibit-bibit nyamuk yang telah disebar sejak Oktober 2024 telah menjadi sebagian populasi nyamuk di dua wilayah tersebut.
"Untuk Kembangan Utara kita sudah dapatkan 46 persen populasinya berwolbachia. Kalau di Meruya Utara baru 36 persen," sebut Erizon, Rabu (30/4).
Menurutnya, dengan populasi yang demikian, maka penyebaran bibit nyamuk berwolbachia tetap dilakukan. Karena, dampak nyamuk wolbachia terhadap penurunan Demam Berdarah Dengue (DBD) baru akan terjadi jika populasinya telah mencapai 60 persen.
"Karena masih di bawah 60 persen (Kembangan Utara dan Meruya Utara), kita masih tetap lakukan pembiaran. Nanti apabila hasil pembiarannya sudah 60 persen, kita hentikan. Demikian juga di kelurahan yang lain," jelas Erizon.
Nantinya, jika populasi nyamuk Wolbachia sudah lebih dari 60 persen, maka bisa dikurangi dengan berbagai cara.
"Boleh dikasih obat nyamuk, boleh ditepuk, boleh diraket, segala macam. Kalau sudah terlalu banyak juga boleh difogging tetap bisa. Intinya seperti tadi, bagaimana nyamuk-nyamuk ber-Wolbachia ini bisa menikah dengan nyamuk lokal sehingga akan berkembang biak," katanya.
Ia menambahkan, pencegahan DBD dengan metode nyamuk wolbachia hanya pelengkap.
"Pemberantasan sarang nyamuk (PSN), misalnya dengan pengurasan bak mandi, pemberian abate atau larvasida masih perlu dilakukan," ungkap Erizon.
Saat ini penyebaran benih nyamuk ber-Wolbachia mulai dilakukan di Kelurahan Kembangan Selatan dan Srengseng. Sudiskes dan "orang tua wali" yang sudah ditunjuk akan mengevaluasi pembibitan tersebut dua pekan sekali. (Aji)