Sebelum pelaksanaan pekerjaan Jakarta Sewerage Development Project (JSDP) Zona-1 Paket 3 Segmen 3 di lapangan, Dinas Perhubungan sudah menggelar rapat pembahasan bersama Polda Metro Jaya, sektoral terkait, lantas wilayah masing masing dan stakeholder khususnya terkait rekayasa lalu lintas.
“Sudah disosialisaikan kepada wilayah hingga tingkat kelurahan, sehingga warga mengetahui terkait dampak dari project tersebut. Satpel yang ada di kecamatan juga sudah sosialisasi. Mereka melakukan sosialisasi di tingkat kelurahan. Dari situ terinformasi lokasi-lokasi yang terdampak terkait terjadinya kemacetan dan potensi terdampak,” ungkap Kepala Seksi Lalu lintas Sudis Perhubungan Jakarta Barat, Indarto, Jumat (13/9).
Ia juga menjelaskan, untuk rekayasa lalin di sekitar titik lokasi pelaksana proyek juga ada konsultan yang dikomunikasikan lebih lanjut dengan Dinas Perhubungan DKI Jakarta.
“Satpel sudah sosialisasi di wilayah terdampak terkait rekayasa dan pengalihan arus lalin. Dishub yang melakukan rekayasa, untuk pekerjaan tersebut pelaksana punya konsultan sendiri untuk rekayasanya. Tapi tetap harus berkoordinasi dengan Dinashub, karena tentunya perlu masukan-masukan termasuk juga dengan Lantas. Karena yang tahu lapangan kan wilayah, kecamatan kelurahan tentunya menjembatani dengan warga,” ujarnya.
Indarto mengatakan, apa yang harus dilakukan terkait dengan progres pekerjaan JSDP sudah dibuat timelinenya. Di mana timeline ini yang harus dilaksanakan oleh pelaksana pekerjaan. Ia juga menjelaskan, untuk personel harian yang bertugas tiap waktu di titik lokasi proyek tersebut memang tidak ada.
“Kalau untuk pekerjaan ini tidak ada kekhususan dari Sudinhub Jakbar, khususnya untuk tiap hari ploating anggota di lokasi terdampak. Tentunya dari pelaksana sendiri yang melibatkan warga setempat, itu tanggung jawab pelaksana, tapi tetap koordinasi dengan kita,” katanya.
Namun untuk kelancaran lalu lintas pihaknya tetap melakukan monitoring dan petugas terjun ke lapangan.
“Kita tetap monitoring dan siap menerjunkan petugas kalau terjadi kemacetan. Satpel-satpel pasti monitor, memang selama ini sudah punya ploating masing masing. Jadi, kalau ada hal-hal yang bisa diatasi, dikendalikan oleh Sudin, kita langsung terjun,” tandas Indarto.
Ia berharap warga mengetahui dan maklum dampak dari proyek tersebut. Mengingat pelaksanaanya cukup panjang, hingga Desember 2025.
“Kita berharap warga mengetahui adanya project-project, di antaranya JSDP ini salah satu pelayanan dari pemda kepada masyarakat dalam menanggulangi dan mengatasi serta mengelola limbah. Dan tentunya perlu pengertian dari warga yang terdampak, pastinya. Karena pekerjaan ini memang di badan jalan, tentunya mobilitas warga terganggu, ya kami mohon juga dapat dimaklumi,” ucapnya.
Pihaknya juga mempersilahkan warga menyampaikan aspirasinya terkait dampak proyek tersebut. “Apabila ada hal-hal yang kemudian merasa terganggu atau apa pun, kita sudah ada kanal-kanal, bisa melalui CRM atau apa pun tentunya yang ditujukan kepada instansi yang memang kira-kira dapat mengatasi hal-hal yang dikeluhkan oleh warga,” ujar Indarto.
Terkait dampak pekerjaan JSDP di wilayah Jakarta Barat terhadap lalu lintas pihaknya tetap berharap ada masukan juga dari warga.
“Silahkan melalui kanal yang sudah disiapkan dan mohon pengertiannya. Karena pastinya apa pun itu pekerjaan di jalan akan sangat berdampak kepada mobilitas warga. Ini untuk kepentingan bersama, masyarakat,” pungkasnya. (Aji)