Meski saat ini tingkat kualitas udara di Jakarta relatif kurang baik, Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat menyebut belum ada peningkatan signifikan kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) di Jakarta Barat.
Hal tersebut disampaikan Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat Erizon Safari berdasarkan data selama Januari hingga Juli 2023.
"Laporan bulanan sampai akhir Juli tidak ada perbedaan signifikan (kasus ISPA) dengan bulan-bulan sebelumnya," ungkap Erizon saat dihubungi pada Selasa (15/8).
Ia menyebut, dari catatan pihaknya total ada 9.709 kasus ISPA mulai usia 5 hingga di atas 60 tahun. Rinciannya, Januari sebanyal 1.615 kasus ISPA, Februari 1.518, Maret 1.831, April 1.237, Mei 1.095, Juni 1.311, dan Juli 1.102 kasus.
Diberitakan sebelumnya, Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat sekitar 100.000 warga DKI mengalami ISPA setiap bulannya.
Kasi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI, Ngabila Salama, mengatakan jumlah tersebut berdasarkan rata-rata kasus terkait ISPA yang ditemukan.
"Warga DKI Jakarta terkena batuk, pilek, ISPA/pneumonia setiap bulannya rata-rata 100 ribu kasus dari 11 juta penduduk," sebut Ngabila dalam keterangannya, Jumat (11/8).
Ia menambahkan, selama Januari hingga Juni 2023, terdapat 638.291 kasus ISPA yang tercatat di Dinas Kesehatan DKI. Namun menurutnya, tidak ada kenaikan kasus ISPA yang signifikan.
"Tidak ada kenaikan kasus ISPA yang bermakna sejak bulan April sampai Juli 2023," katanya. (Aji)