Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Barat menargetkan pengerukan lumpur Kali Semongol hingga akhir tahun 2024. Sementara pembuatan tanggul atau sheet pile akan dilaksanakan pada tahun 2025.
"Kami melakukan pengerukan secara bertahap. Tahap pertama dari Jalan Kamal Raya-Jembatan Risma. Tahap kedua, Jembatan Risma-Jembatan Menceng, dan Tahap Ketiga, Jembatan Menceng-Kali Ancol. Pengerukan lumpur ditargetkan hingga akhir tahun 2024," tutur Kepala Suku Dinas SDA Jakbar, Purwanti, saat melakukan survei pengerukan Kali Semongol, Selasa (4/6).
Usai melakukan tahapan pengerukan, lanjut Purwanti, pihaknya akan membuat tanggul atau sheet pile pada tahun 2025. Pembuatan tanggul juga memerlukan tahapan mengingat luas area Kali Semongol.
"Pembuatan tanggul dilaksanakan tahun depan. Mungkin dibuat secara bertahap. Saat ini masih dalam proses kajian," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Purwanti juga memaparkan kendala pengerukan lumpur Kali Semongol. Salah satu diantaranya kepadatan hunian penduduk di bantaran kali yang menyebabkan sulitnya akses masuk alat berat ke Kali Semongol.
Oleh karena itu, pihaknya telah meminta bantuan lurah, pengurus RT RW dan LMK di wilayah Kelurahan Tegal Alur dan Kamal, untuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat terkait kegiatan pengerukan lumpur Kali Semongol.
Selain itu, lanjut Purwanti, pihaknya bekerjasama dengan Sudis Bina Marga untuk menentukan lokasi akses menurunkan alat berat.
"Kita mencari akses untuk menurunkan alat berat serta loading lumpur. Kita sudah dapat satu titik lokasi dari Sudis Bina Marga, kita sudah survei. Bila nanti (akses) itu menghalangi, nanti kita bongkar sementara. Setelah pengerukan akses itu kita kembalikan seperti semula," jelasnya.
Untuk diketahui, Kali Semongol melintasi dua wilayah kelurahan yakni Kelurahan Tegal Alur dan Kamal yang diperkirakan sepanjang 2 Km. Kali Semongol langsung bermuara ke laut, wilayah Kamal Muara, Jakarta Utara.
"Hulunya berasal dari aliran Kali Banjir Cisadane Timur (BCT), lalu mengalir sampai ke laut. Sebelum ada rumah pompa, banjir wilayah Tegal Alur dipengaruhi air pasang laut (rob). Namun setelah Dinas SDA membangun rumah pompa dengan kapasitas 30 ribu liter/detik, banjir rob, tidak terjadi lagi. Dengan pengerukan ini, maka daya tampung air lebih banyak," jelas Purwanti. (why)