Pemkot Jakarta Barat kerjasama dengan Perusahan Listrik
Negara (PLN) akan melaksanakan pemeriksaan sekaligus edukasi pemasangan instalasi listrik pada permukiman padat
penduduk di Jakarta Barat. Ini dilakukan untuk mencegah kasus kebakaran yang disebabkan
korsleting listrik atau arus pendek.
Wali Kota Jakarta Barat, H. Rustam Effendi mengatakan, belum genap bulan Januari tahun 2019, tercatat
10 kali terjadi peristiwa kebakaran di wilayah Jakarta Barat. Penyebab
kebakaran umumnya diduga arus pendek
atau korsleting listrik.
Ia pun mengajak masyarakat untuk mewaspadai bahaya
kebakaran, terutama memperhatikan tata kelola instalasi listrik di rumah
masing-masing. “Kebakaran disebabkan oleh arus pendek atau korsleting listrik.
Itu akibat dari penggunaan instalasi listrik yang tak sesuai standar. Sudah
tinggal di tempat yang kurang beruntung, memasang alat listrik asal-asalan dan harga
yang murah. Begitu dialiri listrik, kabel gak kuat dan panas. Inilah yang
menimbulkan peristiwa kebakaran,†jelas Rustam pada kegiatan penutupan bulan
dana PMI di kantor Walikota Jakarta Barat, Senin (28/1)
Faktor penyebab lainnya adalah keteledoran dalam menggunakan
listrik. Seperti, memakai stop kontak
untuk berbagai kebutuhan. “Bayangkan saja, stop kontak dipakai untuk charger, televisi
dan sebagainya. Ini juga yang membuat stop kontak menjadi panas hingga
menimbulkan potensi kebakaran,â€tuturnya.
Untuk melakukan pencegahan, Pemkot Jakarta Barat bekerjasama
dengan PLN akan memberikan sosialisasi serta edukasi terkait tata kelola
instalasi listrik, termasuk menertibkan bila mana ada
pemasangan listrik secara illegal.
Sosialisasi dan pemeriksaan instalasi listrik itu akan
berlangsung dalam beberapa hari ini. Sasarannya adalah kawasan permukiman padat
penduduk, seperti wilayah kecamatan Tambora, dan Grogol Petamburan.
Bicara kasus kebakaran, Wali Kota Jakarta Barat, H. Rustam Effendi merasa terenyuh
dan sedih saat meninjau korban kebakaran di permukiman warga Tomang, beberapa
hari lalu. Tidak seperti korban banjir, kondisi
korban kebakaran sangat memprihatinkan.
“Kalau korban kebanjiran, mereka masih bisa tertawa. Coba
lihat korban kebakaran. Tak ada yang bisa tertawa, mereka sedih. Semuanya ludes
terbakar. Yang tersisa hanya pakaian yang
melekat di badan. Untuk itu, mari sama-sama kita ingatkan masyarakat terhadap
bahaya kebakaran,†tambahnya. (why)
20 Mei 2024