Pemerintah Kota (Pemkot) Administrasi Jakarta Barat bersama sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) melakukan intervensi serentak penurunan stunting melalui Jakarta Barat Beraksi (Bergerak Bersama Atasi Stunting) yang melibatkan sebanyak 400 Balita terduga stunting di kantor Wali Kota, Kamis (29/8).
Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat, Erizon Safari mengatakan intervensi terhadap 400 Balita yang terduga stunting dilakukan melalui pemeriksaan antropometri.
Pemeriksaan antropometri adalah prosedur medis noninvansif yang dilakukan untuk menilai ukuran dan komposisi tubuh seseorang. Prosedur ini dilakukan untuk memeriksa kondisi kesehatan anak maupun orang dewasa.
"Kalau untuk anak-anak, tujuan pemeriksaan antropometri adalah mengetahui dan mengevaluasi status kesehatan, kecukupan gizi serta pola pertumbuhan dan perkembangannya," tutur Erizon.
Berdasarkan pemeriksaan antropometri, lanjut Erizon, 400 Balita terduga stunting mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut dari dokter spesialis.
"Kurang lebih ada 20 dokter spesiasilis dari rumah sakit yang berada di Jakarta Barat dan IDAI. Oleh karena itu, sesuai SOP Kementerian Kesehatan, balita stunting mendapatkan Pangan untuk Keperluan Medis Khusus (PKMK) dengan memberikan susu khusus," ujarnya.
Tak hanya susu, 400 Balita terduga stunting mendapatkan olahan pangan bergizi dari Suku Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian (KPKP) Jakarta Barat.
Kepala Suku Dinas KPKP Jakarta Barat, Novy C Palit menuturkan, pihaknya menyediakan 400 paket pangan olahan ikan.
"Hari ini, sebanyak 400 anak di wilayah Jakarta Barat, mengikuti intervensi penanganan stunting. Kami (Sudis KPKP Jakbar) memberikan pangan olahan ikan melalui program Gemarikan. Setiap balita mendapatkan paket pangan berisi fish karage dan bandeng presto," ujarnya.
Sebagai Informasi, kegiatan intervensi serentak penanganan stunting dinamakan 4D (Dijemput, Diperiksa, Diberikan PKMK dan Diantar Kembali) serta mendapatkan kudapan protein tinggi dari Sudis KPKP Jakbar dan PAM Jaya. (why)