Sekitar 28 pedagang yang menempati areal Terminal Dalam Kota Kalideres, Jakarta Barat meminta segera dilakukan penempatan kios. Pasalnya, hingga tiga bulan penataan kios di kawasan tersebut, hingga kini belum ada kejelasan.
"Karena menunggu jawaban belum pasti soal penempatan kios di Terminal Kalideres yang ditata, saya terpaksa dagang di trotoar, untuk menyambung hidup," kata salah seorang pedagang, Haholongan kepada wartawan, Selasa (2/1). Sebelum dilakukan penataan, ia mengaku menggantungkan hidup sebagai pedagang di terminal Kalideres. Ia dan pedagang lainnya tidak memprotes atau pun menghalangi ketika petugas instansi terkait, di antaranya Sudis Perhubungan Jakarta Barat melakukan penataan kios pada September 2017 lalu. Melalui kerjasama dengan perusahaan CSR, instansi terkait melakukan penataan sekitar 28 kios pedagang di areal Terminal Dalam Kota Kalideres. Informasinya, penataan memerlukan waktu sekitar tiga bulan.
Sementara para pedagang yang semula menempati areal tersebut terpaksa harus cuti berdagang selama penataan berlangsung. "Sebelumnya proses penataan dilakukan selama tiga bulan. Namun kenyataannya hingga saat ini para pedagang belum bisa menempati tempat usahanya," tukas Haholongan. Ia hanya bisa pasrah dan berharap kepada pihak terkait aagar secepatnya bisa menempati kios.
Menanggapi hal tersebut, Kasudis Koperasi, Usaha, Mikro, Kecil, Menengah dan Perdagangan (KUMKMP) Jakbar, Nuraini Sylviana, menjelaskan dalam penataan kios di areal Terminal Kalideres, pihaknya hanya memfasilitasi perusahaan CSR saja. Terkait waktu penempatan, mantan Lurah Kedoya Selatan itu menyarankan untuk menanyakan kepada Dishub DKI Jakarta. "Kalau masalah selanjutnya tanyakan kepada Dishub. Karena para pedagang di terminal Kalideres itu masuk dalam retribusi UPT," jelasnya.
Sementara itu Kepala UPT Terminal DKI, M Faisol, menambahkan pihaknya meminta pedagang untuk bersabar hingga masalah itu dikoordinasikan antara KUMKMP dengan perusahaan CSR. Menurutnya, Dishub DKI telah memberitahukan kepada para pedagang terkait hal tersebut. "Sabtu kemarin, saya sudah informasikan kepada pedagang. Nanti pihak Sudis KUMKMP dan perusahaan CSR yang akan menjelaskan, jadi sabar saja," pungkasnya. (why/aji)
20 Mei 2024