Para pedagang kaki lima (PKL) resmi yang ditampung di lahan Jalan Cengkeh Kalurahan Pinangsia meminta aparat instansi terkait menindak tegas PKL liar yang tetap marak di kawasan Kota Tua, tepatnya lingkungan museum Fatahillah.
Menurut mereka, keberadaan PKL liar di kawasan Kota Tua kian hari jumlahnya semakin banyak. Mereka menempati sejumlah trotoar dan badan jalan, seperti Jalan Kunir, Jalan Lada, Jalan Bank dan lainnya. Mereka menjajakan dagangannya menggunakan karpet, terpal dan gerobak. Imbasnya, lingkungan menjadi semrawut, arus lalu lintas tersendat dan pejalan kaki terganggu.
Koordinator PKL Jalan Cengkeh, BP, mengatakan banyaknya PKL liar di kawasan kota Tua memengaruhi pendapatan pedagang yang direlokasi ke Jalan Cengkeh. Pengunjung Kota Tua lebih memilih membeli kepada PKL liar di sekitar museum Fatahillah disbanding mendatangi Jalan Cengkeh. “Kami berharap instansi terkait lebih perhatian terhadap masalah tersebut, dan bertindak tegas terhadap PKL liar di kawasan Kota Tua,” ujarnya.
Kasatpol PP Jakarta Barat, Tamo Sijabat, menjelaskan pihaknya telah beberapa kali menertibkan PKL di kawasan Kota Tua. Namun para PKL selalu kembali lagi. Pihaknya sering main kucing-kucingan dengan pedagang. Saat ada petugas yang patroli, pedagang hilang. Begitu tidak ada petugas, mereka kembali membuka lapaknya.
Lebih lanjut dikatakan, untuk menertibkan kawasan Kota Tua dari PKL liar dibutuhkan inovasi. Di antaranya, untuk mencegah pedagang berjualan, dilakukan pemagaran beton di trotoar agar jalan menjadi sempit. "Selama ini kita hanya berjaga dan patroli supaya mereka tidak berdagang. Saat petugas tidak ada di lokasi, mereka datang lagi,” katanya. (why/aji)