Suku Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik (Sudis Kominfotik) Jakarta Barat kembali menggelar Sosialisasi Security Awareness mengusung tema 'Gotong Royong Digital, Peran Masyarakat Dalam Menjaga Keamanan Nasional' secara daring melalui live Youtube https://www.youtube.com/watch?v=yZN8LYYyTJ0 di Studio Batik Kantor Wali Kota Jakarta Barat, Selasa (1/7).
Kepala Seksi Aplikasi, Siber dan Statistik (Astik) Sudis Kominfotik Jakarta Barat, Nur Izzuddin, mengungkapkan kegiatan dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kewaspadaan seluruh lapisan masyarakat terhadap potensi ancaman siber, sekaligus mengajak kita semua untuk berperan aktif dalam menciptakan ekosistem literasi digital yang aman dan terpercaya.
"Kami berharap masyarakat itu lebih aware dengan keamanan sibernya, sebenarnya kalau banyak pribadi yang aware (sadar), nah itu akan mendukung keamanan siber mulai dari tingkat masyarakat hingga tingkat nasional," ujar Nur Izzuddin saat dikonfirmasi.
Dijelaskan Nur Izzuddin, kegiatan yang dilakukan secara rutin sebagai upaya meningkatkan kesadaran keamanan siber masyarakat. Ia berharap kesadaran menjaga keamanan siber dapat menjadi bagian dari budaya kerja Aparatur Sipil Negara (ASN) dan masyarakat Jakarta Barat.
"Kegitan ini dilaksanakan rutin dengan tujuan untuk terus meningkatkan kesadaran literasi keamanan digital untuk ASN Pemkot dan warga Jakarta Barat," pungkasnya.
Sementara, Narasumber Pakar Teknologi Informasi Indonesia, Onno W. Purbo menjelaskan, dirinya membagikan wawasan mengenai berbagai modus kejahatan siber yang marak terjadi di dunia keamanan siber, bahwa motif utama para peretas (hacker) ada dua tujuan yakni, uang dan syahwat.
"Kami mengingatkan pada warga Jakarta Barat untuk selalu waspada agar informasi pribadi tidak jatuh ke tangan yang salah. Data pribadi mulai Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan data pribadi lain jangan sampai disalahgunakan orang lain," tuturnya.
Selain itu, dirinya berbagi pengalaman para korban yang pernah dibantu dan modus penipuan yang semakin canggih, seperti penyebaran file aplikasi apk melalui WhatsApp yang menyamar sebagai gambar jpg atau menggunakan nama institusi pemerintah untuk mengelabui korban dan kerugiannya besar mulai dari jutaan hingga miliaran.
"Untuk menghindari menjadi korban penipuan digital, kami ingatkan pastikan komunikasi hanya dengan orang yang dikenal dan selalu konfirmasi langsung ke pengirim terkait informasi atau file yang diterima," pungkasnya. (Yan)