Setiap jelang Imlek, pengemis selalu berdatangan ke Vihara Dharma Bhakti, Jalan Petak Sembilan, Kelurahan Glodok Kecamatan Tamansari Jakarta Barat. Kehadiran mereka menantikan uang dari dermawan atau pengunjung vihara.
Pantauan di lokasi, Senin (4/2), halaman vihara dipenuhi pengemis. Mereka terlihat duduk-duduk di pelataran/halaman vihara dan lingkungan sekitar. Di antara mereka banyak yang berasal dari luar Jakarta, seperti Banten dan Jawa Barat. Mulai dari orang tua, laki-laki dan perempuan hingga anak-anak. Mereka membawa pakaian dan mengaku mandi serta tidur di lingkungan vihara.
“Setiap tahun saya rutin datang ke vihara ini. Kami datang bersama, banyak juga yang membawa anak-anak, termasuk saya. Tujuannya dapat uang atau angpao dari dermawan usai berdoa,†tutur Yuli (40), seorang pengemis yang mengaku dari Jawa Barat. Menurutnya, saat malam Imlek, jumlah pengemis bisa mencapai ratusan orang.
"Sekarang mah belum seberapa. Nanti pas malam Imlek, dari mana mana pada datang. Jumlahnya ratusan, pelataran sesak, penuh orang,†tuturnya. Ia mengaku sudah tiga hari berada di sekitar vihara untuk menanti dermawan memberikan uang atau angpao. Rutinitas itu sudah dilakukan sejak tujuh tahun lalu.
Dari pengalaman itu, Yuli bisa merasakan perbedaan Imlek dari tahun ke tahun khususnya soal “pendapatan†dari hasil pemberian dermawan. Diungkapkan, empat tahun lalu ia bisa memperoleh Rp 100 ribu per hari dari hasil mengemis. Setelah itu mulai menurun tiap tahun-nya.
"Dulu satu orang ada yang kasih Rp 50 ribu, bahkan ada yang Rp 100 ribu. Sekarang, paling kasih Rp 2 ribu-Rp 5 ribu, paling besar ceban (Rp 10 ribu). Jadi, sehari paling dapat Rp 30 ribuan,†ujarnya. Menurutnya, turunnya perolehan uang hasil mengemis tersebut akibat dari ulah para pengemis itu sendiri. Karena tidak tertib atau selalu kisruh saat pembagian uang.
Kondisi ini membuat para dermawan yang beribadah di vihara enggan memberikan angpao/uang. "Dermawan sudah malas, nggak mau ngasih. Mungkin mereka juga takut kali, karena ricuh mulu, berebut, nggak tertib. Katanya, dermawan juga banyak yang pindah ke vihara lain,†pungkasnya. (Aji)
20 Mei 2024